Pagi itu langit di kawasan Sudiang terlihat sedikit berawan. Tiba-tiba terdengar suara gemuruh meraung di udara seiring kemudian terlihat jarak radius sangat dekat pesawat Garuda Indonesia turun mendarat. Begitulah seterusnya. Berjalan melintasi Jalan Laikang Sudiang menggunakan sepeda motor harus mengurangi kecepatan karena jalannya rusak parah. Sudah tiga tahun belum ada perbaikan. Hiruk-pikuk warga terlihat di situ. Para petani terlihat bekerja menyiangi sawahnya dari tanaman gulma. Anak-anak sekolah SLTP dan SLTA terlihat berkumpul di depan sekolahnya. Di perempatan jalan beberapa tukang ojek duduk berbicang di pangkalannya. Tak lama kemudian, terdengar kembali suara gemuruh pesawat yang lagi hendak mendarat. Itulah potret kehidupan warga Laikang Sudiang, kota Makassar yang hanya beberapa meter dari permukiman mereka bersebelahan dengan salah satu bandara terbesar di Kawasan timur Indonesia.
KEMBALI KE ARTIKEL