Manusia boleh merencanakan dengan berbagai kecanggihan teknologi apapun yang menyangkut bidang pertanian khususnya padi, namun rencana apapun bentuknya semua keputusan itu ada ditangan Tuhan. Seperti terlihat beberapa waktu lalu ketika saya melakukan penjajakan memantau langsung sentra lumbung pangan sulsel yakni Kabupaten Sidrap, Pinrang dan beberapa daerah penghasil padi sulsel, sedikitnya sekitar 2.000 hektar areal persawahan di Sulsel terancam gagal panen atau puso akibat musim kemarau panjang dan tidak disiplinnya petani dalam menggarap lahan pertaniannya. Secara ilmiah dan logika alasan itu bisa diterima. Untuk meminta tanggapan dari pemerintah yang memiliki otoritas terkait hal ini, saya berusaha menemui Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sulsel Lutfie Halide sesuai acara workshop peningkatan populasi sapi di Gedung Graha pena Makassat, Rabu kemarin (21/9) menuturkan seharunsya petani di Sulsel tidak akan terjebak dengan kegagalan panen akibat kemarau jika saja mereka disiplin mengikuti semua saran yang sudah dianjurkan. "Kami sudah pernah menganjurkan kepada para petani melalui Tudang Sipulung, agar disiplin dalam menanam padi, yaitu sebelum bulan Juni. Petani yang mengalami kegagalan tanam saat ini adalah mereka yang tidak disiplin serta keluar dari kesepakatan waktu tanam dan panen tersebut," ujar Lutfi Halide, Ia melanjutkan, bahwa rata-rata petani yang terancam gagal panen itu adalah petani yang melakukan kegiatan penanaman padi di bulan Juli. Padahal mereka sudah dianjurkan, selesai panen sebaiknya harus di sekitar bulan Juni. Sebagian petani mengganti komoditas yang mereka tanam dengan tanaman yang tidak mengkonsumsi banyak air yaitu tanaman palawija atau kacang-kacangan seperti kedelai, juga cabe dan satur-sayuran. Artinya, petani masih bisa menikmati hasil tanaman mereka walaupun sedang musim kemarau. Meski begitu, Lutfie segera memberi bantuan berupa pompa air untuk sejumlah areal sawah milik para petani yang terancam gagal panen tersebut. Namun petani yang akan mendapat bantuan tersebut adalah petani yang tergabung dalam setiap kelompok tani, agar kegiatan mereka bisa terus terpantau. Lutfie memaparkan total areal persawahan di Sulsel seluas 465.000 hektar, 2.000 ha yang sudah terancam gagal panen adalah daerah Pinrang, Sidrap dan Bone. Sementara itu 60 ha lainnya di Kabupaten Pangkep dan 15 hektare di Kabupaten Sidrap gagal panen karena keterlambatan tanam. Lantas pertanyaannya adalah bagaimana dengan pancanangan 2. 1 juta ton yang dicanangkan oleh Bapak Gubernur Sulsel beberapa waktu lalu? Jika melihat realitas bahwa kegagalan panen akibat puso dan ketidak disiplinan petani dalam bercocok tanam?
KEMBALI KE ARTIKEL