Jika kita mau jujur sedikit, pemain lain sepertinya bermain untuk menyenangkan Messi. Seperti yang diucapkan winger Pablo Zabaleta berikut ini; "Kami tahu ia adalah pemain utama kami, kapten, pemain terbaik di dunia. Tim ini bermain untuk dirinya, mengingat ia adalah pemain yang penting untuk tim ini. Kami amat beruntung punya Messi. Anugrah tersebut sudah kami kira sebelumnya. Pemain terbaik di dunia selalu membuat perbedaan di setiap laga, terutama di Piala Dunia. Setiap kali kami mendapat bola kami akan mencoba mengoper kepadanya mengingat ia adalah pemain terbaik di tim ini dan ia akan mencetak gol.” (baca: Argentina Bermain untuk Messi).
Nah, pertanyaannya sekarang adalah solusi seperti apa yang harus dilakukan pelatih Alejandro Sabella bila seandainya Messi bermain tidak sesuai ekspektasi pencinta Tango. Sabella harus punya ramuan khusus guna menangkal kondisi tersebut, mengingat lawannya adalah Belgia, tim yang disebut kini memiliki generasi emas. Ingat, lawan-lawan yang dihadapi Argentina sebelumnya, kualitasnya sedikit di bawah Belgia. Ini yang menjadi kekhawatiran pahlawan Argentina di Piala Dunia 1986, Diego Maradona. Menurut Maradona, Argentina dalam bahaya jika terus bergantung kepada Messi. Kritik pedas dewa Napoli ini bisa dijadikan cambuk dan motivasi bagi pelatih Sabella agar menghadapi Belgia, peran dan kontribusi pemain lain harus dimaksimalkan jika situasi mengalami kebuntuan di lini depan.