27 Oktober 2011 01:42Diperbarui: 26 Juni 2015 00:271690
Sering aku membayangkan, kita berbagi headset. Aku menyanyikan lagu favoritmu, dan kau tersenyum, lalu ikut bernyanyi.
Sering aku membayangkan, kita sedang lari pagi dan melewati sebuah rumah yang di depannya ada seorang lelaki yang sedang mengecup kening isterinya, lalu kau berkata, “MAUKAH kau lakukan itu untukku?”
Sering aku membayangkan, kita duduk di suatu bukit dan memandang langit. Kau sandarkan kepalamu di dadaku, sedangkan aku, memelukmu dan sesekali mengusap kepalamu.
Sering aku membayangkan, diriku berada di ruang tunggu rumah sakit. Lalu mengintip jendela di suatu ruangan yang di dalamnya ada KAU, yang sedang melahirkan anak kita.
Sering aku membayangkan, kita berada dalam sebuah rumah yang tiba-tiba mati listrik. Dan kau ketakutan, lalu mencariku.
Sering aku membayangkan, kita sholat berjamaah. Lalu kau mengamini fatihahku, dan mencium punggung tanganku saat usai sholat.
Sering aku membayangkan, setiap ba’dha maghrib, kau mengajari anak-anak kita membaca Al-Qur’an, agar mereka bisa MENJADI anak yang sholeh dan sholehah sepertimu.
Sering aku membayangkan, nama kita bersandar di dalam suatu undangan pernikahan. Lalu kau sebar, agar semua tahu bahwa kau akan resmi menjadi isteriku.
Sering aku membayangkan, kita bertemu orangtuaku. Lalu aku mengenalkanmu dengan mereka, “Ma, Pa, iniPACARKU, calon menantumu.”
Sering aku membayangkan, hujan turun di rumah kita. Kau duduk di beranda sembari menadah tetes-tetes hujan dengan tangan. Sedangkan aku, berada di belakangmu, memijat pundakmu, sambil sesekali mencubit pipimu.
Jixie mencari berita yang dekat dengan preferensi dan pilihan Anda. Kumpulan berita tersebut disajikan sebagai berita pilihan yang lebih sesuai dengan minat Anda.
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Akun Terverifikasi
Diberikan kepada Kompasianer aktif dan konsisten dalam membuat konten dan berinteraksi secara positif.