Mohon tunggu...
KOMENTAR
Olahraga

U-19 Inspirator Anak-anak Indonesia

13 Oktober 2013   09:21 Diperbarui: 24 Juni 2015   06:36 678 1
Luar Biasa !!! Setelah melewati "ujian antara" di ajang AFF U-19 lalu, kini Evan Dimas dkk sukses melampaui "Ujian Sesungguhnya", dengan menjungkalkan Juara 12 x Piala Asia U-19 Korea Selatan di babak penyisihan grup G sehingga Tim asuhan coach Indra Sjafrie memastikan diri lolos ke Piala Asia U-19 di Myanmar tahun 2014. 3 gol (hattrik) Evan Dimas hanya bisa dibalas 2 gol oleh Korsel, tak butuh perpanjangan waktu, apalagi adu penalty, utk meyakinkan bahwa bangsa ini (lewat anak2 muda pemain bola itu) sesungguhnya bisa berbuat sesuatu utk mengangkat harkat dan harga diri bangsa dimata internasional, termasuk AFC/FIFA tentunya.

Benar secara umum, sepakbola Indonesia tengah "sakit" akibat perebutan kekuasaan utk sekedar mengangkangi kembali olahraga rakyat ini, dg motivasi politik maupun latar belakang bisnis. Kondisi yg menjadi cibiran bangsa lain melihat betapa terpuruknya kita, ternyata sekelompok anak muda yg ditemukan dari kampung ke kampung, hasil pantauan JIN (Jarot, Indra,Nursaelan) telah mengobati luka dan dahaga penggemar bola di tanah air. Sekaligus membelalakkan mata lawan2nya, kaget, grogi, tak lagi berani memandang sebelah mata, bahkan mereka kini berhitung ulang jika melawan timnas U-19 ini.

Keberhasilan mereka menjadi inspirasi anak2 di kota maupun di desa, bahkan para orangtua yg punya anak laki2 usia 8-10 tahun atau lebih, bernafsu menyekolahkannya ke SSB-SSB. Evan Dimas, Ilhamudin Armayn, Maldini Palli, M.Hargianto, Zulfendi, dll benar2 tlh menjadi magnet dan menenggelamkan kesedihan masyarakat atas carut-marutnya sepakbola tanah air, yang selama ini hanya dijejali dg berita2 kontroversi yg dilakukan oleh org2 yg mengaku paling faham mengurus sepakbola. Sejenak masyarakat lupa apa itu PSSI, ISL, IPL, apalagi KPSI, BTN, UNIFIKASI LIGA (orang Jawa bilang : Mbuh ra weruh !). Masyarakat saat ini hanya tahu Evan Dimas dkk, Pelatih Indra Sjafrie, dan Sujud Syukur mereka, sbg ungkapan terima kasih  kpd SANG PEMBERI KESUKSESAN. Bukan dengan selebrasi penuh keangkuhan dan kesombongan, seolah sukses itu hanya karena dirinya, sejenak ia lupa ada sesuatu yang LEBIH BESAR dan KUAT diluar dirinya.

Euforia yg tengah melanda sebagian besar masyarakat kita setelah melihat penampilan dan sepakterjang Timnas U-19 selama ini, apakah bisa DITANGKAP oleh pengurus teras PSSI (yang ada BTN-nya) sekarang ? Bahwa keberhasilan memajukan prestasi sepakbola bukan hanya bertumpu pada apa yang disebut Kompetisi (Liga) ? Benar bahwa Kompetisi (Liga) profesional adalah "nafas" dari semua kegiatan federasi di suatu negara. Tapi itu hanya "salah satu varian" saja dlm upaya mengejar prestasi. Jangan lupa, kita sesungguhnya tahu bahwa dimana pun di dunia ini, negara yang memiliki tradisi sepakbolanya kuat, mereka juga punya "fondasi" kuat. Yakni pembinaan kelompok usia dini yang terstruktur dan berjenjang, hingga akhirnya mereka layak memperkuat klub atau timnas dinegaranya masing-masing. Hanya kita lupa atau tepatnya masa bodoh dengan hal-hal seperti itu. Bahkan pengurus klub2 yang katanya profesional pun sangat kecil perhatiannya terhadap kaderisasi pemainnya. Mereka hanya bisa "membeli" dan "mengontrak" pemain jadi. Itu pun dilakukan dengan sikap "nekad" karena modal dana yang tidak cukup tapi memaksakan diri menjadi "profesional". Klop dengan pengurus federasinya, yang berkutat bagaimana memutar Liga, dengan sponsor yang berlimpah (maunya), tapi tak pernah menyentuh kualitas Liga itu sendiri, yang penting pencitraan. Kondisi seperti itu di negeri ini karena banyak faktor yang sudah jadi rahasia umum, yakni kepentingan Politik dan kepentingan Ekonomi/bisnis di seputar kelompoknya.

Merasakan kondisi keterpurukan sepakbola kita selama ini yang sudah dua dasa warsa lebih kering prestasi internasional, membuat masyarakat sering mengeluh dengan keluhan yang sudah lama akrab ditelinga kita. Yakni, "Indonesia dengan jumlah penduduknya mencapai angka 200 juta, masa mencari 11 orang yang bisa main bola saja susah... " ?

Melihat keberhasilan Timnas U-19 tadi malam dengan menjungkalkan tim yang selalu jadi momok, sehingga berhasil menembus Putaran Piala Asia U-19 di Myanmar tahun depan, banyak masyarakat yang tidak tahu bahwa kesuksesan itu berawal dari mana ? Satu yang bisa dikemukakan untuk menjawab itu adalah Pengelolaan yang sehat, independen, tanpa embel-embel kepentingan apa pun, kecuali keinginan merengkuh "Prestasi Terbaik". Menjawab keluhan masyarakat tadi, coach Indra Sjafrie dan kawan-kawannya telah rela berkelana dari ujung paling barat hingga ujung paling timur negeri yang berpenduduk ratusan juta ini, dari kampung ke kampung hanya untuk mencari "sebelas anak muda berbakat".  Hasilnya, Evan Dimas dkk, telah menjadi INSPIRATOR bagi anak2 dan para orangtua anak2 ingin menjadi seperti mereka !

Satu hal yang mungkin masih diluar perhatian kita, bahwa keberadaan SSB (sekolah sepakbola) yang sudah tersebar diseantero negeri ini adalah pelopor dan perintis lahirnya calon bintang masa depan. Keberadaan mereka dengan segala suka dukanya sangat layak untuk mendapat perhatian lebih. Bukan hanya dari jajaran pengurus federasi/PSSI saja (karena memang sedikit perhatiannya), tapi juga dari para Penguasa Daerah, para stakeholder di daerah, Pengusaha di daerah, untuk tidak hanya memberi dorongan saja, tapi juga memberi bantuan finansial yang memang sangat utama diperlukan agar keberadaan mereka tidak mati ditengah jalan. Ini memang proses yang panjang dan melelahkan. Daripada dana (APBD) misalnya digelontorkan hanya untuk "memberi bantuan" kepada klub-klub yang katanya profesional tapi tak pernah profesional apalagi melahirkan bintang, mending sebagian kecil (sekali lagi, sebagian kecil) tapi rutin diberikan kepada SSB-SSB yang memang eksis dan nyata-nyata ada kegiatannya. Konsekuensinya, para pengelola SSB juga harus jujur dan bersungguh-sungguh, melaksanakan program latihannya dengan konsisten, sistematis, tidak asal-asalan !

Saya yakin, pada minggu-minggu terakhir ini akan banyak anak-anak dan para orang tua yang tiba-tiba ingin menyekolahkan mereka ke SSB-SSB di daerahnya masing-masing. Ini adalah momen penting, mereka adalah asset bangsa yang berlimpah, mutiara terpendam yang harus digali dan diasah agar menjadi mengkilap. Tak perlu bersusah-payah macam coach Indra yang harus berkelana. Mutiara-mutiara itu akan datang dengan sendirinya.....!!

Maka, kita bisa berharap tak perlu lagi kita mendengar keluhan : "Indonesia dengan jumlah penduduknya mencapai angka 200 juta, masa mencari 11 orang yang bisa main bola saja susah... " ???

Selamat untuk Anak Muda Indonesia... Kini saatnya kalian berkarya !!!

#braling, Oktober 2013.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun