Mohon tunggu...
KOMENTAR
Politik Pilihan

Membaca Strategi Ekonomi Hary Tanoesoedibjo

29 April 2014   01:27 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:05 355 2

“Masyarakat menengah atas kita tumbuh dengan baik, namun masyarakat bawah jalan di tempat, untuk itu penting bagi pemerintahan ke depan agar fokus membenahi perekonomia masyarakat bawah agar jurang kesenjangan sosial tidak semakin dalam,” – Hary Tanoesoedibjo

Selama masa kampanye, tak banyak elit politik negeri ini memaparkan secara gamblang bagaimana membangun ekonomi Indonesia ke depan. Dari beberapa pemberitaan media, Hary Tanoesoedibjo bisa dikatakan paling banyak bicara soal pentingnya menyiapkan pembangunan ekonomi Indonesia ke depan.

Untuk itu, ada ketertarikan melihat sejauh apa efektifitas dan relevansi strategi-strategi ekonomi Hary Tanoe tersebut. sebagai seorang CEO dari perusahaan media, awalnya saya mengira Hary tanoe akan bicara soal strategi ekonomi makro. Namun kenyataannya tidak, hampir dari seluruh statementnya Hary Tanoe lebih fokus pada ekonomi mikro.

4 PIlar Pembangunan Ekonomi

Hary Tanoesoedibjo menyoroti ketimpangan pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini, menurut dia pertumbuhan ekonomi Indonesia tumbuh namun lebih banyak ditopang oleh sektor swasta, sehingga pertumbuhan ekonomi tersebut hanya dinikmati oleh sebagaian kalangan yakni masyarakat menangah ke atas.

Hal ini terjadi kata Hary Tanoe karena peran pemerintah yang bisa dikatakan tidak maksimal, ekonomi tumbuh alamiah dengan berharap mesin sektor swasta. Ekstrimnya hary tanoe menyatakan bahwa tanpa pemerintah sekalipun ekonomi tetap tumbuh di kisaran 5-6 persen.

Padahal, mengingat Sumber Daya Alam yang berlimpah, dengan bonus demografi Indonesia dimana lonjakan penduduk usia produktif, Indonesia bisa lebih maju dengan pertumbuhan ekonomi 8-9 persen per tahun. Strategi utamanya kata Hary Tanoe adalah pemerintah menggenjot kontribusinya sembari memaksimalkan seluruh potensi SDA tersebut.

Hary Tanoe member istilah 4 pilar perekonomian yang semestinya harus segera mendapat perhatian dari pemerintah, yakni buruh. Petani, nelayan dan pelaku UMKM. Sektor ini menurut dia adalah sektor yang paling banyak dihuni masyarakat bawah. Sehingga bila pemerintah punya konsentrasi untuk meningkatkan kesejahteraan sektor masyarakat ini,maka persoalan kesejahteraan hampir bisa dikatakan mulai menunjukkan tanda-tanda perbaikan.

Langkah Penyelesaian 4 Pilar Ekonomi

Selain memberi kritik mendalam bagi pemerintah, Hary Tanoe juga menawarkan solusi untuk membangun 4 pilar masyarakat tersebut. pertama kata dia yang sangat penting adalah bagaimana menggenjot produktifitas masyakara di empat sektor ini.

Perbankan Khusus

Persoalan permodalan kata Hary Tanoe adalah persoalan yang paling banyak dikeluhkan oleh masyarakat, karena itu, sangat penting hal ini harus diurai sesegera mungkin agar masyarakat bisa memiliki usaha dan kemudian bisa mandiri secara ekonomi.

Sulitnya akses modal ini sesungguhnya bisa diatasi jika saja pemerintah berkehendak membuka akses permodalan berupa perbankan khusus, misalnya Bank Petani, Bank Nelayan, Bank Buruh dan Bank UMKM.

Staretegi ini sudah dilakukan oleh banyak negara dan menunjukkan hasil yang memuaskan, karena ada perbedaan pengelolaan keuangan masing-masing sektor sesuai kebutuhannnya. Yang terjadi selama ini semua menumpuk dalam satu perbankan dan harus dihadapkan oleh bunga yang sangat tinggi. alhasil menurut HT masyarakat makin terbebani.

Modernisasi Alat

Setelah persoalan permodalan bisa diatasi, pemerintah perlu mendukung masyrakat di empat sektor ini dengan modernisasi peralatan dan teknik. Seperti modernasi alat pertanian, modernisasi alat kelautan, dan juga modernisasi alat bagi pelaku UMKM. Sehingga produktifitas meraka bisa meningkat.

Selama ini petani, nelayan, buruh dan UMKM selalu kalah bersaing secara produktifitas karena harus bekerja secara tradisional, sehingga hasil yang didapatkan tidak maksimal baik jumlah maupun keuntungan.

Padahal menurut Hary Tanoe kelautan dan pertanian adalah 2 sektor unggulan di Indonesia yang seharusnya mendapat perhatian lebih, jika ini terus dibiarkan maka imbasnya seperti yang kita saksikan saat ini. dimana Indonesia terjebak dalam impor pangan dan kelautan.

Pendidikan Informal

Fakta menunjukkan bahwa 50 persen tenaga kerja Indonesia saat ini berpendidikan SD Ke bawah. Hal ini menyulitkan tenaga kerja Indonesia untuk berkembang. untuk itu menurut HT harus ada upaya konkrit mengembangkan basis keterampilan pendidikan Informal bagi petani, nelayan, buruh dan pelaku UMKM di Indonesia.

Pentingnya pendidikan Informal terlihat dari kurang produktifnya 4 sektor masyarakat Buruh, UMKM, Petani dan Nelayan saat ini. dimana masyarakat dibiarkan dengan pengetahuan seadaanya sehingga sulit bersaing dan berkembang.

Asupan pendidikan menjadi mutlak bagi masyarakat. Sehingga produk yang dihasilkan bisa lebih berkualitas dengan cara kerja yang lebih terampil.

Hary Tanoe yakin jika ada itikad baik pemerintah untuk menggenjot pertumbuhan ekonomi yang bisa dinikmati masyarakat bawah, maka akan sangat mungkin pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa lebih cepat. Secara produktifitas Indonesia akan lebih baik. Dari yang semula impor bisa jadi ekspor. Paling tidak kata Hary Tanoe untuk kebutuhan dalam negeri Indonesia lebih mandiri. Tidak tergantung kepada negara lain.

Negara Maju

Dalam berbagai kesempatan Hary Tanoe selalu menegaskan bahwa Indonesia ke depan bisa masuk menjadi negara 5 besar dunia. Dengan asumsi jumlah penduduk yang banyak dengan pendapatan per kapita 12 juta per bulan.

Bagi sebagian orang kata Hary Tanoe asumsi perkapita 12 juta rupiah adalah hal mustahil, namun dengan rasionalisasi dan kinerja ini kata Hary Tanoe bisa dilakukan. Saat ini Indonesaia tertinggal dari Malaysia. Padahal potensi dan sumber daya di Indonesia berkali lipat dari Malaysia. Persoalannya kata Hary Tanoe Indonesia terlalu lama menjadi negara berkembang. bahkan bisa dikatakan negara belum berkembang.

Optimisme 10 Tahun Indonesia jadi negara maju ini menurut beberapa pakar adalah hal yang sangat mungkin. Karena seluruh prasyarat sudah dimiliki Indonesia. namun persoalannya selama ini Indonesia selalu berkutat pada masalah sehingga lupa untuk memaksimalkan potensi yang ada. alhasil pemerintah rebut soal kekayaan alamnya saat negara lain mulai masuk untuk mencampuri.

Strategi ekonomi mikro Hary Tanoe ini tentu mendapat berbagai reaksi, namun dukungan dari berbagai pakar menyatakan bahwa butuh sosok seperti Hary Tanoe yang mampu membuka mata Indonesia dan juga menyadarkan elit Hari ini bahwa kita sudah cukup lama tertidur dengan sibuk menyelesaikan mimpi. Sementara kita sendiri tidak bangun untuk mengerjakan apa yang seharusnya dilakukan.

Startegi ekonomi Hary Tanoe ini seharusnya bisa direalisasikan pemimpin ke depan. Karena jelas di depan mata bahwa optimisme kita sebagai sebuah bangsa yang maju memiliki alasan dan telah memenuhi syarat. Asal, kata Hary Tanoe. Pemimpin ke depan tidak berorientasi keuntungan pribadi atau kelompok. “Ini Prasyarat utamanya, itikad baik untuk kebaikan masyarakat ke depan,” tegasnya dalam sebuah wawancara beberapa waktu lalu.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun