Permainan judi mereka di tanah sahara menjadi saksi bisu. Berbunga duka lara. Air mata tumpah di sembarang arah. Laki-laki, perempuan, tua muda tidak peduli balita sergah pongah mulutnya. Manusia tak lagi berharga. Hingga mereka lebih menghargai seonggok fosil-fosil di kedalaman dataran pasir dan batu sahara.
Benyamin, putra Yakub dan Ibrahim hingga ujung silsilahnya cinta damai. Setia mengajarkan sikap toleran, saling memahami, saling menghargai, menjunjung tinggi kesetaraan. Namun tertutup bara kepulan asap di langit kebencian. Teori penghancuran dikaji tanpa henti. Kolaborasi birokrasi dan teknokrasi berlomba memproduksi misel presisi. Agar lebih cepat mengirim peti mati. Hingga banyak negara menanggung beban berat akibat inflasi. Judi mereka menjadi luka. Luka nganga terketam sempurna di abad millenia.
Aku bersaksi ... Dengan kata-kata yang bermakna dalam kalimat. Dengan kalimat yang berarti dalam Bahasa. Dalam Bahasa yang berguna dalam kehidupan. Kini nyata para kepala negara yang berdaya semua sisi kehidupan kehabisan Bahasa. Hanya Bahasa-Mu Yang Agung. Firman-Mu tanpa permulaan dan kesudahan. Ya Tuhan ... Semesta Alam. Kafalah dengan hikmah-Mu. Agar terbetik buat mereka daya logika humaniora. Terhindar malapetaka judi mereka di dataran sahara. Terkurung dengan rida-Mu membubung bagi jiwa-jiwa yang limbung.
Di Tengah-tengah gemuruh mesiu mendesing dari sayap-sayap api di atas tanah kedua negara. Pada dentuman meriam menerkam anak-anak sahara menjadi tumpukan mayat dari tangan-tangan biadab. Dalam himpitan peradaban hancur lebur tak terukur. Pada detik-detik maut di bawah kaki kotor thaghut. Pada gema kokang senjata. Sudah waktunya berharap, iman mereka lebih terbuka. Ujian menjadi kesabaran. Agar mereka mudah membuka pintu-pintu-Nya. Datang di hadapan-Nya tanpa luka. Rasa kebencian tak lagi tumbuh tanpa penghabisan.
Hadirlah ... sebagai pemimpin dunia dengan membawa Nurani manusia. Datanglah ... pemimpin negeri mencintai dunia insani. Empati ... kita pada mereka yang berduka. Meski gelombang pasang diplomasi kerap terjadi. Setiap jiwa berharga di depan Rabb-nya. Jika judi mereka di Israel dan Palestina semakin menggila. Maka manusia sama halnya seharga dengan selongsong bara timah di tanah sahara ...
Imam Muhayat, 2024