Suhu terus memuai. Menyiratkan partitur irama alam. Terserap pada basah pasir. Datang pagi sore pun beranjak kembali.
Seolah ia berpikir dengan tangannya. Sementara kakinya terus melangkah. Menyusuri relung-relung jiwa. Â Rasa melandai meski tak lama ia bersinggah.
Oh ... laut dengan tarian ombak yang indah. Tak tersanggah meski kadang angin memburit tanpa arah. Pada catatan nakhoda tersaji peta. Rindu sampai pelabuhan esok hari.
Imam Muhayat, 2022