Aku berdiri di depan pintu sebuah rumah kayu model jawa dengan cahaya remang dari matahari sore yang mengintip ke dalam. Ruang tamu nya terasa luas karena tak ada perabot sama sekali. Di tengahnya terdapat enpat orang yang sedang duduk berjejer. Tiga perempuan dan satu laki-laki. Samar-samar terlihat di depan mereka sesosok yang terbungkus kain dan ditutup batik. Kulangkahkan kaki ku untuk dapat mengetahui siapa sebenarnya mereka. Seiring langkahku, perempuang yang duduk di ujung kiri bangkit dan menoleh ke arahku. Dia adalah budeku, menatapku dengan pandangan datar dan pipi basah oleh air mata yang terus mengalir. Tiga orang sisanya ikut menoleh, ternyata mereka adalah ketiga anak budeku.
KEMBALI KE ARTIKEL