8 November 2014 04:11Diperbarui: 17 Juni 2015 18:201630
Secara hitung matematis kondisi APBN memang dalam kondisi kurang menguntungkan, oleh sebab itu sudah selayaknya Jokowidodo-JK mengambil langkah yang tidak populer di mata rakyat, terutama rakyat miskin. Dengan keyakinan langkah yang demikian itu telah menjadi kunci jawab yang efektif dan cepat. Tidak mau menunggu DPR lama-lama, yang lagi mengalami sekarat. Memang sejak pemerintahan Suharto sampai dengan SBY, mengalami kondisi yang dihadapi oleh masing-masing pemerintahan tidak sama persis, malah kini Jokowidodo agak paling berat, sebab bila tidak menaikkan harga BBM akan berpengaruh buruk pada penyusunan APBN 2015, mengalami devisit anggaran yang cukup signifikan.defisit anggaran dalam RAPBN 2015 menjadi Rp 257,57 triliun atau 2,32 persen dari produk domestik bruto (PDB). Dan BBM selama ini lebih banyak dinikmati oleh orang-orang berkantong tebal, mencapai 71 persen, mereka-mereka yang punya mobil, rumah bagus, sedangkan rakyat kecil yang paling banyak menderita.
Jixie mencari berita yang dekat dengan preferensi dan pilihan Anda. Kumpulan berita tersebut disajikan sebagai berita pilihan yang lebih sesuai dengan minat Anda.