"Pikiran saya melesat, tetapi kata-kata tertinggal. Dalam benak, segalanya jelas seperti peta; tetapi ketika berbicara, jalannya bercabang-cabang, penuh belokan yang sulit dijelaskan." Kalimat ini kerap muncul di benak saya setiap kali harus berbicara di depan umum. Sebagai penyandang disleksia, komunikasi bagi saya bukan sekadar soal menyusun kata, tetapi seni menghadirkan isi pikiran yang berwarna-warni menjadi kalimat yang bisa dipahami orang lain.
KEMBALI KE ARTIKEL