Pada tanggal 14 Oktober 2024, para mahasiswa KKL BABALI 2024 mengunjungi Desa Adat Osing di Banyuwangi. Kunjungan ini memberikan mereka wawasan mendalam mengenai budaya dan tradisi masyarakat setempat yang kaya akan nilai-nilai leluhur. Salah satu warisan budaya yang masih terjaga dengan baik adalah Tari Gandrung, yang memiliki sejarah panjang di desa ini. Awalnya, tarian ini dilakukan oleh laki-laki untuk menghormati Dewi Sri sebagai dewi pertanian dan kesuburan. Namun, sekitar tahun 1030 Masehi, peran penari mulai beralih kepada perempuan. Saat ini, fungsi Tari Gandrung telah meluas, tidak hanya untuk penghormatan kepada Dewi Sri, tetapi juga menjadi hiburan utama dalam berbagai acara besar di Desa Kemiren, terutama dalam upacara hajat. Tari Gandrung sendiri dibagi ke dalam beberapa babak, yang berlangsung semalam suntuk. Babak pertama adalah Topengan, yang menjadi pembuka dari rangkaian tarian.Â
KEMBALI KE ARTIKEL