Tulisan ini akan mengupas tentang aspek primordialisme dalam ajaran Islam, yakni perayaan Idul Adha. Hikmah ritual tahunan ini semestinya tidak hanya dikaji secara stagnan dari perspektif moralitas yang terkandung dalam peristiwa qurban. Â Namun harus lebih melebar ke aspek-aspek yang lain. Mengapa demikian, karena kehidupan manusia tidak hanya fokus pada sisi moral relegius, tetapi juga berkompetensi sosio-antropologis. Dengan kata lain Idul Adha tidak hanya berkisar pada berapa banyak nash Al Quran dan Al Hadits tentang Idul Adha, tetapi juga tentang seberapa jauh unsur-unsur Idul Adha tersebut memberikan daya sentuh terhadap kehidupan manusia.
KEMBALI KE ARTIKEL