Mohon tunggu...
KOMENTAR
Humaniora

Siapkah Anda Mati Mendadak?

21 November 2024   19:19 Diperbarui: 21 November 2024   19:31 15 0
Kematian adalah realitas yang tak pernah bisa dihindari, sebuah kepastian yang melampaui logika dan batas waktu. Ia hadir tanpa permisi, tak mengenal usia, tak peduli status, tak tunduk pada rencana manusia. Dalam keheningan hidup, terkadang ia datang tiba-tiba, mengakhiri segalanya dengan cara yang tak terduga. Mati mendadak adalah sisi paling menakutkan dari kehidupan ini, sebuah kejutan yang tak memberi ruang untuk penyesalan.

Allah berfirman dalam Al-Qur'an:

Wa lan yu'akh-khirallhu nafsan idh j'a ajaluh, wallhu khabrum bim ta'maln.
"Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila telah datang waktunya. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan." (QS. Al-Munafiqun: 11).

Bayangkan, dalam sekejap mata, dunia yang kau genggam terlepas, ambisimu lenyap, dan segala yang kau banggakan menjadi sia-sia. Ketika nafasmu terputus di tengah jalan, apakah bekalmu cukup untuk perjalanan panjang menuju keabadian? Ataukah engkau masih sibuk mengejar dunia yang fana, meninggalkan kewajibanmu kepada Allah yang telah menciptakanmu?

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

Aksir dzikra hdzimil-ladzdzt
"Perbanyaklah mengingat penghancur kenikmatan (kematian)." (HR. Tirmidzi, no. 2307).

Mati mendadak sering kali menjadi cermin yang memaksa kita merenung. Bukankah kematian adalah pintu gerbang akhirat? Namun mengapa manusia begitu lalai? Mereka bekerja keras untuk dunia, tetapi lupa pada persiapan untuk perjalanan abadi. Dunia ini hanyalah persinggahan sementara, sedangkan akhirat adalah kampung halaman yang sejati.

Umar bin Abdul Aziz rahimahullah pernah berkata:

Ma ra'aitu yaqnan asybahu bisy-syak, mitsla yaqnin nsi bil-mauti tsumma l yasta'iddu lah.
"Aku tidak pernah melihat sesuatu yang yakin, tetapi diperlakukan seperti keraguan, kecuali keyakinan manusia terhadap kematian, namun mereka tidak bersiap-siap menghadapinya." (Tafsir Al-Qurthubi, Juz 19).

Manusia sering lupa bahwa waktu adalah amanah, bahwa setiap detiknya adalah kesempatan untuk beramal. Namun, mereka membuangnya demi kesenangan yang fana, melupakan hakikat penciptaan mereka. Allah berfirman:

Wa m khalaqtul-jinna wal-insa ill liya'budn.
"Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku." (QS. Adz-Dzariyat: 56).

Saudaraku, bukankah engkau tahu bahwa dunia ini hanya sementara? Namun mengapa engkau begitu mencintainya seolah-olah akan tinggal selamanya? Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

Kun fid-duny ka-annaka gharbun aw 'biru sabl.
"Hiduplah di dunia ini seakan-akan engkau adalah orang asing atau seorang pengembara." (HR. Bukhari, no. 6416).

Kematian mendadak adalah ujian terbesar bagi mereka yang lalai. Ia mengingatkan kita bahwa dunia ini tidak abadi. Amal adalah satu-satunya bekal, dan akhirat adalah tujuan akhir. Jangan sia-siakan kesempatan yang Allah berikan. Perbaikilah dirimu, tinggalkan kelalaian, dan bersiaplah sebelum waktu itu tiba.

Ibnu Mas'ud radhiyallahu 'anhu berkata:

Innama anta ayym, kullam dzahaba yawmun dzahaba ba'uk.
"Sesungguhnya engkau hanyalah kumpulan hari-hari. Setiap kali berlalu satu hari, sebagian dari dirimu pun hilang." (Ibnul Jauzi, Shaidul Khatir, hlm. 406).

Maka sadarlah, wahai jiwa yang terlena. Jangan pelit kepada dirimu sendiri. Dunia ini tak lebih dari bayangan, sementara akhirat adalah hakikat. Investasikan waktumu untuk kebaikan, jangan biarkan detik-detik hidupmu berlalu tanpa makna. Sebelum ajalmu tiba, sebelum nafas terakhirmu terhenti, jadikan setiap langkahmu sebagai jalan menuju ridha Allah.

Allah berfirman:

Kullu nafsin dz'iqatul-maut, wa innam tuwaffawna ujrakum yaumal-qiymah, fa man zzia 'anin-nri wa udkhilal-jannata faqad fz, wa mal-aytud-duny ill mat'ul-ghurr.
"Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Dan hanya pada hari kiamat sajalah diberikan dengan sempurna balasanmu. Barang siapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, sungguh, dia memperoleh kemenangan. Kehidupan dunia hanyalah kesenangan yang memperdaya." (QS. Ali 'Imran: 185).

Saudaraku, inilah saatnya untuk bertobat, untuk memperbaiki langkah, dan untuk menyelamatkan diri sebelum segalanya terlambat. Jangan tunggu sampai dunia ini menjadi sia-sia, ketika amal adalah satu-satunya yang tersisa, dan Allah adalah satu-satunya tempat kembali.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun