Namun jika mundur beberapa tahun lalu, ketika kesimpang-siuran mengenai latar belakang konflik atau jumlah korban jiwa di Sampit, Poso, Ambon atau daerah-daerah yang terjadi konflik besar dan berdarah-darah sepertinya insting wartawan dan keinginan menjadi lunglai dan padam untuk mem-publish kejadian yang layak dan patut untuk dikabarkan.
Rasyid dan Hatta menjadi pion komersialisme dari mass media. Apakah kompasiana akan ikut-ikutan latah?