Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Evaluasi Papatcandra Usai Cumbu Hujan

14 November 2012   20:04 Diperbarui: 24 Juni 2015   21:21 124 0



uap tanah yang baru saja dibirahikan langit

telah menubuhkan kerinduan dari matahari timur

kerinduan hologram

tak bisa dijilati layaknya kopi yang semangat

gulung kasur!

bangun!

lalu singkirkan manekin dari samping televisi

biarkan aku menikmati kicau sampai muntah tak terhingga

itu lebih segar dibanding segenggam puisi yang sekejap pula monoton

dan

panggung yang selalu kalut

menjelajahi setiap jengkal urat syaraf

aku masih ingat sosok angin yang selalu mengantarkan puisi itu

selalu mengkilap sebanding tinggi dengan penunggangnya

sekian lama tak membatu di ujung gerbang terikat

karna saat ini mungkin tak ada file yang bisa diunggah

tapi desah ini bukan untuk mengkriminalisasi semangat yang diseduh matahari

sekedar ruwatan kecil sebelum para bidadari membuka pelangi

berikan saja segenap usulan yang merangkak dibawah agenda

katakan segera

biar kupilih kata mana yang sebaiknya menjadi titik setelah koma

biar jantung tetap bermandi adrenalin

biar kertas lusuh tak lagi mendebu

biar sapa tetap mencerita

biar gembira tetap mengepul

biar imajinasi mengaum di atas lopi

biar semua itu tetaplah naluri

kurru sumange'

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun