Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Hikayat Pagi

14 November 2012   20:03 Diperbarui: 24 Juni 2015   21:21 140 0
alkisah

maka tersebutlah sebuah gegap gempita pada pagi

meriwayatkan segala hal ihwal semangat lengkingan cerita

mendera cerewetnya tangkai timur yang ditenggeri matahari

dan sebentar lagi akan sampai

tapi bukan di akhir

cahaya bukan sekedar menghilangkan gelap

tapi

untuk mengajari

tentang

pentingnya keber ada an bayangan

diam yang menyanyi

hening yang berbunyi

hilang yang kembali

lalu menjadi tubuh

bulan yang hening

bulan yang dingin...

bulan yang berlabuh

maka senyap pula angin menelisik dingin ditiap bilangan kalbu

menunggu abjad berjama'ah ditiap khusyuknya

senyap mungkin akan selalu menenangkan gigil

gigil yang tiap waktu menyusup dalam dekap

namun

selimut yang mengalung dileher akan selalu mengusirnya

menjauh

menjauh dari senyum

kemudian membisik sayup ketelinga berselimut awan

melayarkan bulan pada hangat kumandang tawa

kemudian bersama menunggu senyum yang memahami

memahami sentuh

peluk yang tak mengering

bahkan mungkin tak akan pernah mengering

sekuntum puisi harum pada linangan bulan

yang akan selalu membasahinya

Kedalaman malam

kedalaman kata

kedalaman nafas

mengendarai angin pada pendakian degub jantung yang kian laju

di pesisir waktu

yang telah mengapung layarkan cerita yang telah menubuh

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun