Manusia terkadang butuh ditampar beribu-ribu kali agar sadar bahwa hidup di dunia ini hanyalah sesaat. Terkadang pula manusia enggan untuk mengikuti kehendak hati nurani untuk melakukan sesuatu yang sesuai dengan fitrahnya. Dunia menjadi tujuan mutlak hidup dunia. Padahal dunia hanyalah persinggahan sementara untuk menyiapkan bekal menuju tempat abadi, yakni “akhirat”. Akal yang seharusnya digunakan untuk berpikir, merenung, atas kekuasaan dan kebesaran Tuhan seolah beralih fungsi menjadi alat anti-Tuhan. Kerasionalan menjadi tameng untuk berlindung dari ketaatan dan pengabdian dalam mengakui ajaran-Nya. Yang lebih parah lagi ketika telah mengetahui suatu perbuatan yang dilarang namun masih saja dilakukan. Bahkan berkali-kali hingga menjadi kebiasaan. Sungguh manusia terlalu lalai dan kufur atas nikmat Allah.
KEMBALI KE ARTIKEL