Makanya, ketika selesai nonton, saya benar benar pengen tahu, bagaimana nasib selanjutnya pesawat pesawat 'bikinan' Habibie tersebut? Apakah menjadi besi tua? Atau apakah perusahaan yang didirikannya menjadi lemah tak berdaya?
Dalam film HA tersebut, diperlihatkan bagaimana ketika pesawat N250 diluncurkan, betapa bangganya Indonesia. Rakyat menonton hingga ke dusun dusun, dengan antena yang harus 'dipegang' biar tv nya gak goyang. Dan semua bersorak bahagia begitu pesawat lepas landas, dan kembali dengan selamat ke pangkalan.
Pesawat N250, pesawat pertama didunia yang dilengkapi dengan teknologi fly-by-wire, sistem yang sudah menggunakan komputer. Disebut N250, karena N merupakan singkatan Nusantara, 2 berarti memiliki 2 mesin turbo propeller dan 50 artinya memiliki kapasitas 50 penumpang.
Visi Habibie dengan membuat pesawat ini jelas, yaitu untuk menghubungkan pulau pulau kecil Indonesia. Dan dengan mesin baling baling itu, berarti pesawat tidak membutuhkan landasan yang panjang untuk mendarat. Bahkan untuk dunia pun, pesaing pesawat ini hanya beberapa jenis.
Setelah uji coba tahun 1995 tersebut, N250 mencoba mendapatkan sertifikasi di Norwegia, untuk memenuhi persyaratan keamanan pesawat sipil. Bahkan setelah ini, pemesanan untuk N250 sudah datang, sebanyak 120 pesanan. Nilai kontrak yang dicapai ketika itu USD 1,2 Milyar!
Bahkan untuk memenuhi pesanan tersebut, PT.DI merekrut ribuan pekerja. Peralatan dan teknologipun sudah didatangkan.
Sayang, krisis ekonomi melanda Indonesia. Persyaratan IMF menyatakan bahwa PT. DI tidak boleh menjual pesawat! Ada apakah ini sebenarnya?
Persyaratan yang langsung membuat PT. DI sekarat. Ketika sekarat itu, pekerjaan apa saja dilakukan oleh PT.DI, asal tidak membuat pesawat. Mulai dari membuat mesin panci, pemeliharaan dan perbaikan mesin-mesin untuk perusahaan minyak dan gas, hingga pemeliharan mesin-mesin pesawat.
Sekarang PT.DI tentu sudah tidak terikat lagi dengan ketentuan IMF tersebut. Tetapi pemesanan N250 memang belum ada lagi. Prototype N250 ini sendiri masih ada di PT.DI.
Hayyo, apakah ada penerbangan dalam negeri mau memesan? Melihat tingginya tingkat penerbangan sekarang ini, semoga aliran devisa tidak sia sia digunakan hanya untuk membeli pesawat luar negeri. Terutama untuk penerbangan pendek atau antar pulau pulau kecil.
Malah yang sekarang lagi laris manis, dipesan oleh banyak negara Timur Tengah adalah pesawat jenis CN235. CN235 ini dipakai untuk pesawat pengintai pantai, pesawat mengangkut personil militer, pesawat pribadi, maupun pesawat pemantau perbatasan.
Semoga, produk pesawat kebanggaan Indonesia bisa berkibar di dalam negeri, maupun di manca negara. Indonesia bisa!
Ya Sudah deh. Salam Kompasiana!