Kondusifnya situasi di Indonesia bagi pelaku usaha pemula ini mengalahkan situasi di Amerika Serikat, Kanada, India dan Australia.
Sementara negara yang paling tidak kondusif adalah Kolombia, Mesir, Turki, Italia dan Rusia. Survey dilakukan kepada 24000 orang di 24 negara. Indikator yang dibuat oleh survey ini, menyangkut seberapa besar inovasi dihargai, kemudahan memulai usaha, seberapa besar wirausaha pemula ini dihargai, dan apakah ide ide terbaik bisnis bisa diterapkan di lapangan (sumber: BBC News).
Wah, gak nyangka kan, negara tercinta ini termasuk yang gegap gempita warganya memulai usaha dengan gampang. Situasi kondusif. Formalitas gampang, tempat gampang. Cuma modalnya aja yang kadang rada cekak, hehehe
Dan kalau dibandingkan dengan Mesir memang jauh sekali. Aku pernah melihat sendiri di Mesir, bagaimana pelaku usaha UKM digusur oleh tentara (bukan satpol PP loh). Ketika itu, makan ikan di tepi jalan Hurgada itu. Padahal udah bermodal genset (listrik gak nyuri), dan tidak memakan badan jalan, tidak di trotoar. Tiba tiba kami melihat serombongan tentara mendatangi lapak ini.
Dan setelah lama bicara dengan tegang kepada pemilik usaha, para tentara ini pergi. Dan setelah ini, aku langsung melihat pelaku usaha kecil ini mukanya menekuk banget. Sediih, secara mesir setelah revolusi semakin banyak pengangguran, tetapi untuk mencari sesuap nafkah disini malah diusir oleh tentara.
Disini militer memang masih sangat kuat menguasai ekonomi Mesir, dari hulu hingga hilir. Dari minyak, gas, hingga ikan di sungai Nil dan roti atau pangan untuk rakyat! Semoga pengalihan pemerintahan ke sipil akan bisa mengeliminir penguasaan militer ke hajat hidup orang banyak.
Makanya Mesir memang termasuk yang terburuk kondisinya bagi pelaku usaha pemula. Beda banget dengan Indonesia.
Di Indonesia, yang jelas, tingginya pengusaha pemula inilah yang ikut menyelamatkan negeri ini dari berbagai cobaan resesi dunia. Tahan banting. Bahkan ikut menyumbang pula sekarang bagi tingginya pertumbuhan ekonomi Indonesia di skala dunia.
Jadi inget dulu dengan temen temen buat organisasi BMT di Bandung. Yang ngasih pemberdayaan dan kredit ke pelaku usaha kecil. Kadang kadang ya susah, bagi beberapa UKM ini untuk lompat menjadi pelaku usaha yang 'naik kelas' (dari tidak punya toko jadi punya, misalnya).
Soalnya duit yang masuk dari usaha, kadang habis untuk pulang kampung dan perayaan berbagai macam acara, alias konsumtif yang habis gitu aja, hehee..Intinya, jangankan inovasi, pengelolaan dasar untuk masalah keuangan saja masih perlu pemberdayaan. Jadi usahanya sekedar muter muter disitu saja. Susah untuk naik kelas.
Tetapi tentu, banyak juga yang dari pedagang keliling pikulan, malah sekarang jadi pelaku usaha yang mapan dengan bisnis yang terus berkembang beranak pinak. Dan tentu, bisa menyerap tenaga kerja juga. Mengurangi pengangguran. Dan semoga yang begini yang akan semakin banyak.....:)
Ya Sudah, Salam Kompasiana!