Perilaku pengendara mobil, dalam hal ini Afriani, memang jelas yang menjadi penyebab utama kecelakaan. Dari suatu penelitian disebutkan bahwa 93% terjadinya kecelakaan jalan raya karena perilaku pengendara (human factor), 4% karena kenderaan, 3% karena kondisi jalan dan lingkungan (sumber: www.iatss.or.jp)
Inget Afriani, jadi inget juga perilaku pengendara mobil di mesir. Disini ampun deh, pengendara mobil ugal ugalan di jalan raya sudah serasa jalan milik sendiri. Padahal gak nge-drug dan gak nge-drink. Cuma perilakunya ya emang begitu. Suka banget kebut kebutan. Prilaku itu tergambar dari prinsip yang kubaca di kaca belakang sebuah mobil: Drive it like you stole it!
Mobil kantor yang dipakai suami pernah mengalami kecelakaan parah disini. Alhamdulillah, suami malah ketika itu ikut mobil yang lain, sehingga lolos dari kecelakaan maut. Mobil itu menabrak trotoar, terguling, hingga sudah kayak rempeyek, ringseknya, sementara bannya menggelinding jauh. Ban itu hingga beberapa jam setelah kecelakaan masih belum ditemukan. Untung supirnya (yang orang mesir asli) cuma sedikit luka saja.
Sebelumnya, kalau dibawa sama supir ini, kami memang deg degan. Dia bawanya kenceng banget, tapi selalu mau nabrak trotoar. Pernah mau nabrak, suamiku reflek muterin stirnya kekanan. Setelah kecelakaan ini, dia langsung dipecat.
Setelah itu, kami mendapat supir baru yang juga orang mesir asli. Lha, kalau yang ini, pertama kali bawanya halus. Lama lama, bawanya juga gitu, pengennya kebut kebutan. Ini juga sudah berkali kali dinasehatin oleh suami. Beberapa hari yang lalu, beneran, mobil ditabrak truk. Lumayan parah.
Makanya tak heran, kalau di jalanan kairo, biasa kita lihat mobil yang ringsek di belakang, disamping atau didepan. Biasa kecelakaan disini. Dari salah satu situs, disebutkan bahwa kecelakaan di mesir mencapai 8000 tewas dan 32.000 yang terluka setiap tahunnya.
Tetapi katanya angka itu sebenarnya lebih kecil. Yang benarnya, tingkat kecelakaan di Mesir mencapai 34 kali lebih tinggi dari negara negara eropa, dan 3 kali lebih tinggi dibandingkan negara timur tengah lainnya (sumber:www.car-accidents.com). Apalagi setelah revolusi, polisi dicuekin di mesir. Mau lampu merah, ijo, gak dipeduliin, yang penting mobil melaju kencang. Polisi mau nyetop aja diajak debat. Polisinya yang ngalah!
Sementara kalao di Indonesia data kematian akibat kecelakaan lalu lintas mencapai 31.234. Dan umumnya dialami oleh kalangan miskin-menengah (sumber: WHO Indonesia)
Kita juga bisa melihat data di wikipedia untuk perbandingannya, yaitu 8 per 100.000 untuk Mesir, dan 16 per 100.000 untuk Indonesia. Ini mungkin karena dilihat juga dari tingkat kefatalannya (korban meninggal).
Yang jelas, kecelakaan lalu lintas memang sangat gampang terjadi. Sudah seharusnya, seluruh instrumen keselamatan berkendaraan menjadi kebijakan hukum yang diterapkan di jalanan. Dan polisi, sebagai 'yang berkuasa' di jalanan, bisa menerapkan hukum itu.
Ya sudah, Salam Prihatin....