Mohon tunggu...
KOMENTAR
Kurma Pilihan

Diary Ramadhan | Day 23

16 Mei 2020   23:54 Diperbarui: 17 Mei 2020   00:22 289 2
Diary #Day23

Wahai Dawud, sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu khalifah (penguasa) di muka bumi, maka putuskanlah perkara di antara manusia dengan adil dan janganlah engkau mengikuti hawa nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah. Sesungguhnya orang-orang yang sesat dari jalan Allah bagi mereka azab yang sangat keras, karena mereka melupakan Hari Perhitungan.(Saad; 26)

"Yan ada yang nyari tuh." ucap mamah saat membuka pintu dan mendapati Yana sedang membaca buku di dalam kamarnya.

"Siapa mah?" tanya Yana dengan lanjut menutup buku dan memberinya tanda supaya bisa melanjutkan baca nantinya.

"Euis tuh Yan nunggu di depan cepet."

"Ohya mah."

"Tumben banget Euis maen ke sini. Biasanya jarang." ujar Yana pada dirinya sendiri.

Lalu Yana berjalan menuju ruang tamu. Setelah membenah diri lebih rapi. Saat sampai di ruang tamu Yana mendapati Euis sedang duduk sendirian nampak menunggu seseorang. Dan seseorang itu adalah Yana. Yana dan Euis adalah sepasang teman dari kecil. Mereka sudah berteman sejak TK bahkan sepertinya dari sejak mereka dilahirkan hanya berbeda jam saja.

Namun nasib Yana dan Euis berbeda. Yana berkuliah di salah satu universitas ternama di kotanya. Yana juga sejak SMP selalu masuk ke sekolah favorit. Iya Euis dan Yana berpisah saat masuk SMP. Euis selalu bersekolah di Sekolah swasta yayasan yang dekat dengan rumah. Bahkan setelah SMA Euis tidak melanjutkan ke jenjang perkuliahan. Tapi meski begitu mereka bertetangga dan mereka masih tetap dekat.

"Yan maaf ya ganggu." ucap Euis sebagai kalimat pembuka dipertemuan mereka.

"Nggak lah gak ganggu ko Is. Gimana ada apa?"

"Aku pengem curhat. Bingung mau cerita ke siapa. Yang aku pikirin cuma kamu Yan."

"Mau cerita di kamar aja?"

"Udah gak papa di sini aja Yan."

"Ya udah sok atuh kamu mau cerita apa Is?"

"Kakak aku kemarin kena masalah Yan."

"Kena masalah apa?"

"Dia dipanggil sama Pak Ade ketua RW kita Yan. Karena dia bikin masalah bikin status difacebook gitu."

"Terus masalahnya apa?"

"Kamu tahulah, aku dan keluargaku dari keluarga kurang mampu. Dimasa pandemi kayak gini aku dan keluarga kesusahan. Buat makan aja susah. Nah si kakak aku tuh kayak ngeluh di facebook dia. Ngomong kemana mana gak jelas intinya ngeluh gitu. Ngeluh juga karena gak dapat bantuan. Dan yang dikasih bantuan cuma orang-orang yang deket sama pak RW. Karena emang gosipnya di warga gitu Yan. Kamu mah mana ngerti."

"Pak Ade RW gak adil gitu? Dia subjektif dalam memilih penerima bantuan Is?"

"Iya bisa dibilang gitu Yan. Dan sekarang kakak aku malah dimarahin katanya mitnah Pak Ade RW.  Segala bawa mau dilaporin polisi karena udah nuduh tanpa ada bukti."

"Ya sebenarnya kedua belah pihak salah. Kakak kamu Is dia tidak bisa mengontrol diri dalam mengunggah sesuatu di media sosial. Tahulah sekarang itu apa-apa udah diatur dalam undang-undang. Terus Pak Ade juga salah lah jelas soalnya dia itu mentang-mentang punya kekuasaan tapi menyalah gunakan kekuasaannya jadi nyusahin yang lain."

"Aku harus gimana sekarang Yan?"

"Kamu gak harus gimana-gimana Is. Temenin kakak mu kasih tahu dia apa-apa yang baik. Dan bantu dia untuk meminta maaf kepada Pak Ade yang terlanjur sakit hati. Kalo masalah Pak Ade yang jadi penguasa gak adil mah biarin aja. Urusan orang gede itu mah."

"Iya Yan makasih yah."

"Sama-sama. Kalo ada apa-apa cerita terus ke aku kayak gini ya." ucap Yana pada Euis sembari tersenyum dan dibalas senyuman lagi oleh Euis.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun