Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Asa Mengeliminasi Lara

11 Oktober 2022   10:00 Diperbarui: 11 Oktober 2022   10:01 108 0
Bulir-bulir air tak henti berjatuhan di kedua bola matanya
Senja merah terlihat di matanya
Hatinya tertampar oleh pikirinnya
Selalu saja mendengar ucapan para makhluk tuhan yang tak hati-hati
   Teriakan bergema di ruangan kosong yang hening
    Memeluk hangat raganya sendiri
    Netranya Menatap langit-langit
    Berjuang berdamai dengan dirinya
Itulah dirinya...
Menutup raut laranya dengan topeng kebahagiaan
Yang jelas-jelas topeng itu terpisah dengan raga dan batinnya
   Tapi...
    Dirinya berjuang... untuk berdamai
    Berjuang untuk menghargai dirinya
Manusia terlahir dengan keunikannya masing-masing
Makhluk tuhan yang berisik bukan alasan
Mereka bukan alasan atas laranya
Tapi pikirannya membawa dia dalam penderitaan
   Dirinya sadar....
   Dia harus berjuang memaafkan dirinya
   Dia harus ajak raga, batin, dan pikirannya berdamai
   Dia manusia kuat yang memiliki asa untuk mengeliminasi lara

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun