IPB merupakan salah satu institusi pendidikan yang melahirkan SDM dan inovasi yang unggul, sejak didirikan pada zaman Belanda sampai dengan sekarang, riset dan inovasi untuk memajukan pertanian selalu dikedepankan, baik dari hulu sampai ke hilir, dari ladang sampai ke meja makan. Berbagai varietas dan benih unggul telah dilahirkan oleh peneliti IPB, yang mungkin tidak disadari oleh masyarakat kita. Teknologi pascapanen agar hasil pertanian meningkat terus dikembangkan, sosial ekonomi petani menjadi perhatian khusus dengan pembentukan kelembagaan pertanian. Namun yang harus diingat adalah hasil inovasi para peneliti dan mahasiswa IPB tidak bisa dioptimalkan dengan baik jika tidak ada perhatian dari para pihak, sebut saja pemerintah, agar hasil inovasi dan riset dari berbaga macam lembaga pendidikan dapat di implementasikan di tengah-tengah masyarakat.
Maraknya impor pangan ini tidak terlepas dari banyaknya kepentingan dan tumpang tindih kebijakan dari berbagai kementrian, yang pada akhirnya tidak ada sinergi yang baik. Pada saat kementrian pertanian berusaha untuk mengurangi bahkan menghentikan impor pangan yang merugikan para petani lokal, di satu sisi kementrian perdagangan tidak setuju untuk menghentikan impor pangan, seperti yang tertulis dalam artikel berikut,
http://us.m.news.viva.co.id/news/read/492344-mendag-lutfi-tolak-opsi-setop-impor-pangan
Lantas siapa yang harus disalahkan? IPB? Petani? Pemerintah? Atau kita sendiri yang bangga dengan membeli buah, sayur impor karena harga yang murah?
Terlalu bodoh ketika kita harus menyalahkan salah satu pihak saja, dalam hal ini IPB seperti yang ditulis oleh Esther Lima. Kalau kita ingin menyalahkan salah satu pihak saja dari permasalahan yang dihadapi oleh bangsa ini, maka banyak institusi pendidikan yang harus dibubarkan, karena teknologi belum bisa kita kuasai, hukum masih carut marut, ekonomi turun naik, dan masih banyak lagi.
Oleh karena itu, kita semua berharap agar sinergi antara pemerintah, perguruan tinggi (dosen, mahasiswa, alumni) dan para pihak lainnya bisa terjalin dengan baik. Tanpa adanya sinergi, maka tidak akan ada kebijakan yang berhasil.
Satu statement yang harus diingat dari Bung Karno saat peletakan batu pertama pembangunan kampus IPB adalah "pertanian merupakan hidup matinya suatu bangsa". Jika kita membubarkan IPB, maka SDM yang Unggul dalam bidang pertanian akan hilang, dan kita tinggal menunggu waktu untuk melihat pertanian itu mati