17 September 2022 00:00Diperbarui: 17 September 2022 00:023271
SERBA-SERBI KENAIKAN HARGA BAHAN BAKAR MINYAK
Indonesia merupakan negara kepulauan dengan sumber daya alam yang melimpah. Keberadaan sumber daya alam inilah yang membuat Indonesia dijuluki dengan sebutan Macan Asia yang tertidur. Hal inilah yang membuat para investor asing berlomba-lomba berinvestasi di Indonesia karena sumber daya alam yang melimpah.
Berbicara tentang sumber daya alam Indonesia merupakan negara yang kaya akan minyak dan gas bumi. Hal itu membuat indonesia menmpati ururtan ke 24 negara penghasil minyak dan gas bumi dengan total 775.000 barel minyak per hari. Kita ketahui bahwa minyak bumi merupakan bahan baku pembuatan BBM (bahan bakar minyak). Dengan melimpahnya minyak bumi tentu akan membuat melimpahnya BBM di Indonesia.
Lantas mengapa masih saja ada berita mengenai kelangkaan dan harga BBM di Indonesia tidak stabil?. Apa ada yang salah dengan sistem di Indonesia sehingga membuat harga BBM sering naik turun setiap tahunnya. Sebelum melangkah lebih jauh membahas tentang BBM tentu tidak tepat rasanya kalau kita tidak tahu apa itu BBM.
BBM (Bahan Bakar Minyak) adalah jenis bahan bakar (fuel) yang dihasilkan dari pengilangan (refining) minyak mentah (crude oil). Minyak mentah dari perut bumi diolah dalam pengilangan (refinery) terlebih dulu untuk menghasilkan produk-produk minyak (oil products), yang termasuk di dalamnya adalah BBM.
Selain menghasilkan BBM, pengilangan minyak mentah menghasilkan berbagai produk lain terdiri dari gas, hingga ke produk-produk seperti naphta, light sulfur wax residue (LSWR) dan aspal. Pemakaian BBM akan terus meningkat sejalan dengan pertumbuhan ekonomi nasional Indonesia dan akan berkurang dari waktu ke waktu sesuai dengan cadangan persediaan nasional Indonesia kecuali akan diketemukan sumber cadangan baru ataupun penggunaan energi baru terbarukan.
Kenaikan BBM pada beberapa minggu lalu tentu sangat berdampak besar terhadap berbagai kalangan. Banyak dari berbagai kalangan masyarakat yamng menolak akan kenaikan harga BBM di Indonesia. Berbagai usaha dilakukan para kalangan masyrakat guna menolak akan kenaikan BBM dengan menggelar demo dan unjuk rasa penolakkan harga BBM di indonesia ini. Tak hanya itu, para mahasiswa di seluruh Indonesia juga menggelar aksi demo dan unjuk rasa penolakkan harga BBM dan berharap para petinggi pemerintah mendengarkan aspirasi rakyat untuk tidak menaikkan harga BBM.
Pada Sabtu (3/9/2022), Presiden Joko Widodo secara resmi telah mengumumkan kenaikan harga BBM. Jokowi mengatakan subsidi BBM akan dialihkan untuk bantuan yang lebih tepat sasaran.
“Harga beberapa jenis BBM yang selama ini mendapat subsidi akan mengalami penyesuaian,” kata Jokowi, Sabtu (3/9/2022).
Jokowi mengatakan dirinya sebenarnya ingin harga BBM di dalam negeri ini tetap terjangkau dengan memberikan subsidi APBN. Namun, Jokowi mengatakan anggaran BBM terus naik.
“Tetapi anggaran subsidi dan kompensasi BBM tahun 2022 telah meningkat 3 kali lipat dari Rp. 152,5 Triliun menjadi 502,4 Triliun dan akan meningkat terus,” kata dia.
Jokowi menjelaskan bahwa subsidi BBM lebih banyak digunakan kelompok ekonomi mampu yakni sebesar 70%. Hal itulah alasan kenaikan harga BBM yang menjadi pilihan terakhir pemerintah.
“Seharusnnya uang negara itu diprioritaskan untuk memberi subsidi kepada masyarakat yang tidak mampu. Dan saat ini pemerintah harus membuat keputusan di waktu yang sulit,” ujar Jokowi.
Presiden Joko Widodo telah membagikan Bantuan Langsung Tunai (BLT) BBM kepada masyarakat. BLT BBM itu dibagikan dalam upaya membantu masyarakat dalam menghadapi kondisi harga BBM naik. Presiden Joko Widodo menjanjikan Bantuan Langsung Tunai (BLT) BBM kepada masyarakat kurang mampu. BLT BBM yang dibagikan itu adalah sebesar Rp. 600 ribu untuk 20,6 juta penerima. Diketahui, BLT BBM dengan total sebanyak Rp. 12,4 Triliun itu sudah mulai dibagikan oleh pemerintah sejak Rabu (31/8/2022). Bantuan tersebut, menurut Jokowi diberikan pemerintah guna meningkatkan daya beli masyarakat di tengah ancaman krisis global saat ini.
Sobat Kompasiana, dari pemaparan tersebut dapat kita cermati bahwa alasan pemerintah menaikkan harga BBM yaitu salah satunya bahwa subsidi BBM lebih banyak digunakan kelompok ekonomi mampu. Padahal sudah sangat jelas adanya BBM yang disubsidi oleh pemerintah yaitu untuk meringankan dan membantu masyarakat yang kurang mampu, akan tetapi masih saja banyak oknum yang memanfaatkan BBM subsidi untuk kepentingannya sendiri. Tentu hal itulah yang membuat pemerintah mengalihkan dana subsidi BBM dan menggantinya dengan Bantuan Langsung Tunai kepada masyrakat yang tepat sasaran.
Dari pemaparan diatas menurut opini saya, tidak masalah bagi pemerintah untuk menaikkan harga BBM subsidi, karena APBN yang disubsidikan untuk BBM subsidi setiap tahunnya terus meningkat, yang seharusnya subsidi sebanyak itu digunakan untuk kepentingan dan diprioritaskan kepada masyarakat yang membutuhkan malah disubsidikan untuk BBM.
Ironisnya BBM yang disubsidi pemerintah 70% dinikmati orang yang mampu, yang padahal adanya BBM subsidi disediakan pemerintah untuk masyrakat kalangan menengah kebawah malah kebanyakan dinikmati oleh masyarakat yang berekonomi mampu. Hendaknya, pemerintah juga harus cermat dalam hal pembagian Bantuan Langsung Tunai (BLT) kepada masyarakat yang membutuhkan. Karena dampak kenaikkan BBM ini jelas sangat dirasakan bagi kalangan masyarakat ekonomi menengah kebawah. Dan pemerintah juga harus memastikan apakah bantuan yang diberikan itu tepat sasaran atau tidak.
Oke sobat Kompasiana, kesimpulan dari permasalahan ini yaitu pemerintah tentu tidak asal asalan, tentu banyak pertimbangan mengapa pemerintah menaikkan harga BBM. Salah satu pertimbangan pemerintah yaitu BBM subsidi yang disediakan pemerintah banyak dinikmati oleh kalamgan masyarakat mampu, dan kemudian pemerintah mengalihkan dana subsidi BBM ke Bantuan Langsung Tunai (BLT) kepada masyarakat yang membutuhkan.
Jixie mencari berita yang dekat dengan preferensi dan pilihan Anda. Kumpulan berita tersebut disajikan sebagai berita pilihan yang lebih sesuai dengan minat Anda.