PAHLAWAN barangkali bukan sebatas 'bumbu' narasi sejarah. Tidak cukup jika diletakkan sebagai personifikasi belaka. Lebih luas dari itu, penulis menempatkannya sebagai perwujudan 'organisme' kebajikan dalam sendi kehidupan sebuah bangsa dan Negara. Pahlawan bukan prasasti yang dibekukan dalam angka pada hari besar. Lalu, dianggap sebagai arsip berdebu yang habis perkara setelah iringan terompet dibunyikan.
KEMBALI KE ARTIKEL