Malaysia kalah 0-2 dari Uzbekistan di laga grup D Piala Asia U23, Rabu (17/4/2024) malam. Menonton kekalahan Malaysia adalah menonton tim yang tak percaya diri (pede) untuk menyerang.
Selama menonton di babak kedua, saya melihat Uzbekistan yang sering memegang bola. Tapi memang pertahanan Malaysia kokoh. Uzbekistan sulit membuat peluang setelah unggul 1-0 di babak pertama.
Sementara Malaysia mengandalkan serangan balik cepat. Saya tak mengatakan bahwa serangan balik Malaysia bagus, tapi saya katakan serangan balik Malaysia juga tak buruk.
Hanya berbekal tiga sampai empat pemain, serangan balik Malaysia bisa sampai kotak penalti Uzbekistan. Bahkan setelah tertinggal 0-2, ada peluang bagus Malaysia di kotak penalti.
Nah, yang saya heran, mengapa Malaysia tak coba berusaha mengambil alih penguasaan bola? Mengapa mereka malah cenderung bertahan dan mengandalkan serangan balik?
Padahal kalau mau mengendalikan bola, performa Uzbekistan juga tak istimewa di lini belakang. Harusnya dengan Uzbekistan yang tak terlalu bagus di belakang, jadi alasan Malaysia memegang bola.
Terlalu asyik bertahan pun Malaysia kebobolan di babak kedua. Kebobolan karena salah pemain sendiri. Ada pemain yang salah umpan dan akhirnya dimanfaatkan Uzbekistan untuk menjebol gawang Harimau Malaya Muda.
Kemenangan Uzbekistan atas Malaysia tak sepenuhnya membuktikan bahwa Uzbekistan lebih baik. Sebab, Malaysia bisa memberi ancaman. Hanya saja karena fokus bertahan, ancaman Malaysia tak banyak.
Laga itu juga membuktikan level kedua tim tak jauh berbeda. Bukti bahwa di level U23 disparitas antartim tak terlalu menganga. Buktinya saat Indonesia kalah dari Qatar juga membuktikan Garuda tak kalah kelas.
Kembali ke Malaysia. Kekalahan dari Uzbekistan membuat Malaysia ada di posisi terakhir klasemen sementara grup D. Malaysia memiliki nol poin dari satu pertandingan.
Masih ada dua laga bagi Malaysia yakni melawan Vietnam dan Kuwait. Kita tunggu saja apakah Harimau Malaya Muda pede menyerang di dua laga selanjutnya?