Dari yang saya lihat, Uzbekistan bisa dengan leluasa di kotak penalti Thailand, khususnya di babak pertama. Ada beberapa momen di mana pemain Uzbekistan bisa melakukan gocekan di dalam kotak penalti Thailand.
Bukan hanya itu, ada momen juga bagaimana pemain Uzbekistan bisa melakukan sentuhan satu dua di kotak penalti Thailand. Hal itu membuktikan bahwa Thailand tak terlalu rapat di lini belakang.
Untungnya rapuhnya lini belakang Thailand tak bisa dimanfaatkan oleh Uzbekistan. Mereka hanya membuat satu gol di babak pertama. Ketika Uzbekistan mencetak gol pun, pelatih mereka yakni Srecko Katanec hanya bergeming. Dugaan saya karena pelatih eks pemain timnas Yugoslavia di Piala Dunia 1990 itu memang yakin seharusnya Uzbekistan bisa menang.
Jadi memang secara permainan, Thailand tak istimewa, khususnya di lini belakang. Tapi ya di sisi lain Uzbekistan tak bagus di penyelesaian akhir.
Buruknya Uzbekistan di penyelesaian akhir, kemudian dibayar mahal. Sebab Thailand mampu mencetak gol melalui tendangan melengkung Sarachat.
Tapi saya pun meyakini bahwa Uzbekistan akan memenangkan pertandingan. Sebab, mereka membahayakan di kotak penalti lawan. Pada akhirnya memang Uzbekistan menang 2-1.
Kekalahan Thailand membuat tim dari Asean sudah rontok semua di Piala Asia. Capaian terbagus adalah Thailand dan Indonesia yang masuk 16 besar. Malaysia dan Vietnam sudah pulang duluan.
Kan ada Australia? Ah Australia adalah negara benua Australia yang numpang ikut Asia Tenggara.
Kegagalan negara Asean memberi gambaran bahwa negara-negara Asean memang belum selevel dengan negara besar di Asia.
Bahkan di Piala Asia sebelumnya, Asean juga tak terlalu istimewa. Hanya Vietnam yang bisa sampai 8 besar. Itu pun jalurnya juga keberuntungan.
Kala itu Vietnam lolos ke 16 besar hanya dengan modal 3 poin. Mereka bahkan lolos ke 16 besar karena unggul kedisiplinan. Vietnam juga lolos ke 8 besar karena menang adu penalti di babak 16 besar. Artinya faktor keberuntungan cukup berbicara atas lolosnya Vietnam sampai 8 besar di kala itu.
Asean memang harus terus berbenah di dunia sepak bola. Sebab, yang lain terus melaju. Negara seperti Irak yang baru stabil usai perang saja bisa bagus. Atau Suriah yang geger ISIS 10 tahun lalu juga tak buruk. Sementara Asean cukup stabil, tapi sepak bolanya belum juga beranjak.