Mohon tunggu...
KOMENTAR
Horor Pilihan

Setelah Reunian SMA, Tarjo Sakit-sakitan

14 Januari 2024   15:32 Diperbarui: 14 Januari 2024   15:32 1211 12
Aku ingin cerita padamu, seorang lelaki bernama Tarjo. Usianya 50 tahun. Sudah duda setahun lampau. Nama kerennya adalah Tarjo Klepon. Sebab saat muda, saat SMA, dia paling suka dengan kue klepon.

Saat SMA, dia punya kelompok, ya seperti geng. Dia adalah ketua keempat. Jika ketua pertama sampai ketiga berhalangan, maka Tarjo yang jadi ketuanya. Jika dia jadi ketua, anggota kelompok gengnya memanggilnya "Komandan Klepon".

Tarjo tak pernah marah karena dia suka klepon. Sampai kemudian dia bisnis klepon hingga istrinya wafat setahun lalu. Setelah istrinya wafat, Tarjo sering melamun sendiri. Tentunya sembari makan klepon. Klepon kiriman anak sulungnya. Sebab bisnis klepon sudah diambil alih anak sulungnya. Anak sulung yang rumahnya hanya beda RW dengan Tarjo.

Anak kedua Tarjo merantau ke Zimbabwe. Aku tak tahu persis, kerja apa di Zimbabwe. Mungkin melebarkan sayap bisnis klepon sampai Zimbabwe.

Anak ketiga masih kelas 2 SMA. Anak ketiga ini namanya Arjuna. Tarjo dan Arjuna bagai pinang dibelah dua.

***

Tiga pekan belakangan, wajah Tarjo lumayan berseri. Itu terjadi sejak dia dimasukkan ke grup WA alumni SMA. Dia senang bukan kepalang. Di waktunya yang bebas itu, Tarjo bermain WA tak terkira.

Arjuna tentu senang lihat bapaknya kembali memiliki vitalitas. Hingga kemudian Arjuna tahu bahwa SMA sang bapak mau reunian. Reunian satu angkatan.

Tarjo makin kegirangan. Dia kemudian membayangkan Neni yang dulu dia sukai. "Foto profilnya memberi tanda bahwa Neni masih muda," kata Tarjo lirih sambil geli sendiri, lalu klepon yang dia gigit, gulanya merah cairnya muncrat keluar, mengenai HP, pas di foto profil Neni.

"Uh muncrat," kata Tarjo sembari mengusap muncratan gula klepon itu.

Tarjo lalu membayangkan 30 an tahun lalu saat dia SMA. Saat dia merasa seperti Dilan KW. Dan Neni seperti Milea.

"Nen..." Tulis Tarjo ke WA Neni. Tapi buru-buru Tarjo hapus.

**

"Wuih Dilan cuyyy," kata Arjuna melihat bapaknya yang berpakaian jaket seperti punya Dilan. Digoda anak bungsunya, Tarjo hanya tersenyum simpul dengan gigi terlihat sedikit.

Dengan menaiki sepeda motor, Arjuna di depan dan Tarjo membonceng di belakang. Arjuna mengantarkan sang bapak ke SMA. Jaraknya cukup jauh, sekitar 1 jam perjalanan.

Sampailah Tarjo di SMA 2. "Acaranya tiga jam, kamu ke sini lagi jam 13 ya Jun," kata Tarjo.

Tarjo meludahi sedikit tangannya dan menempelkan di rambut bagian depan. Bukan hanya Dilan, Tarjo merasa mirip Lupus.

"Siyapppp," kata Arjuna.

**
Setelah tiga jam Arjuna menjemput bapaknya. Arjuna terkejut karena si bapak ada di luar pagar SMA 2. Bapaknya sesenggukan menangis, sembari makan klepon.

Tarjo menangis sesenggukan dengan suara lirih di bawah pohon jambu.

"Kenapa Pak?" Kata Arjuna.

Yang ditanya tersedu-sedu. Berbicara pun tak jelas. "Au aya aying-aying," kata Tarjo sembari sesenggukan. Kata-kata yang keluar dari mulutnya tak jelas. Ya, karena sesenggukan sembari makan klepon.

"Ngomong apa sih pak. Masak Dilan sesenggukan kayak gitu. Ayo pulang!" Kata Arjuna tegas.

Sesampainya di rumah, Tarjo bisa bercerita soal reuni SMA itu. Tarjo merasa kehadirannya tak diinginkan kawan-kawannya. Semua seperti menjauh.

Tarjo juga tak melihat Neni. Tarjo sudah menjulurkan tangan ke beberapa teman, tapi semua seperti enggan berjabatan. "Aku sendirian di kursi. Samping kursi yang aku duduki sepi. Semua menjauh dariku. Aku ambil klepon saja di acara itu. Lalu aku keluar. Hanya 10 menit aku di sana. Hatiku terbakar Jun. Aku terasing," kata Tarjo.

"Kenapa ngga telepon aku?" Kata Arjuna.

"HP ketinggalan," kata Tarjo.

"Jun aku mau ke pemakaman. Mau nengok makam ibumu. Aku mau cerita pada ibumu. Aku kangen ibumu Jun," kata Tarjo.

Arjuna sudah mulai gelisah. Hanya beberapa pekan melihat ayahnya senang, bahagia. Kini kembali murung. Murungnya pun semurung-murungnya.

***
Sejak reunian itu, Tarjo tak pernah lagi menjamah HP. Tarjo makin sering melamun. Tarjo mulai batuk tak terkira. Kadang badannya panas, kadang dingin.

Sudah tiga hari setelah reunian itu, Tarjo makin tak keruan. Badannya makin terlihat ringkih. Dia hanya makan klepon.

Arjuna memutuskan membawa bapaknya ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan. Tentunya biaya rumah sakit dengan biaya sang kakak, pelanjut dinasti klepon.

***
Tarjo masih terlelap jelang siang. Ada satu teman Tarjo datang dan hanya bisa ngobrol dengan Arjuna.

"Sejak kapan bapakmu di rumah sakit?" Kata Manto, teman Tarjo pada Arjuna.

"Sudah dua hari pak," kata Arjuna.

"Sejak pulang reunian. Bapak sakit-sakitan," kata Arjuna.

"Reunian? Bapakmu tak datang ke reunian," kata Manto.

"Kami menunggu bapakmu sampai jelang sore. Bapakmu tak datang ke reunian," kata Manto.

"Datang pak, tapi sebenar. Aku yang mengantar bapak ke tempat reunian, ke SMA 2," kata Arjuna.

"SMA 2 mana? Tak ada SMA 2. Aku, bapakmu dan semuanya sekolah di SMA tanpa embel-embel 2. Tak ada SMA 2 karena SMA negeri hanya satu," kata Manto.

"Aku mengantar bapak ke SMA 2. Depan gedung kereta api. Gedung kereta api yang sudah tak terpakai itu, pak. Ada jalan ke utara. Aku ke sana, ke SMA 2," kata Arjuna.

"Kamu mengigau. Depan gedung kereta api yang sudah tak terpakai itu tak ada jalan ke utara. Sebab utara gedung itu adalah laut, Laut Jawa. Gedung itu persis di depan laut," kata Manto.

Arjuna hanya melongo....

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun