Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen Pilihan

Solihin Jadi Pembicara di Kampus

7 November 2023   05:26 Diperbarui: 7 November 2023   05:32 152 11


Solihin, mantan aktivis di kampus. Kini dia hidup di pinggiran kota bersama tiga anaknya dan seorang istrinya.

Solihin mengisi hari-harinya dengan beternak, bertani, dan berkebun. Dia menghidupi keluarganya dari tiga aktivitas itu.

Sekalipun beternak, bertani, dan berkebun, Solihin update informasi. Dia sering bawa HP untuk mengetahui informasi terbaru terkait hukum, pemerintahan, dan olahraga.

Satu ketika Solihin dapat undangan untuk jadi pembicara di kampus. Dia diminta mengisi seminar tentang "menggelorakan aktivisme mahasiswa".

Wah Solihin sangat senang bisa kembali jadi pembicara. Mungkin sudah 15 tahunan dia absen dari acara di kampus. Bahkan dia tak pernah lagi menginjak kampus.

Kemudian di hari H, dengan sepeda motor tuanya, Solihin datang ke gedung pertemuan tempat seminar dilakukan.  Sebuah gedung yang besar. Solihin, seperti biasa sudah ada di tempat 30 menit sebelum acara dimulai.

Ternyata, mahasiswanya masih pada molor di gedung itu wkwkwk. Solihin juga melihat gedung kotor dan kumuh. Merasa punya keterikatan batin dengan gedung itu kala masih mahasiswa, Solihin menyapu gedung itu.

Saat menyapu, satu per satu mahasiswa bangun. "Pak itu yang pojokan masih kotor," kata seorang mahasiswa yang sedang asyik main HP.

Solihin tahu bahwa semua mahasiswa di situ paham dirinya. Sebab, dua hari sebelum acara dia sudah kena briefing dari para mahasiswa. Tapi dia disuruh nyapu wkwkwk.

Setelah nyapu dia tanya ke panitia, tempat duduk untuknya mana. "Belum ditata pak. Bisa diambil sendiri pak. Itu ada kursi bagus di pojokan. Bapak angkat lalu taruh di depan itu," kata mahasiswa semester akhir padanya.

Solihin merasa terhina diperlakukan seperti itu. Dia pembicara, dia yang menyapu, dia pula yang ambil kursi. Tapi rasa cintanya pada kampus membuatnya tak merasakan sakit itu.

Sampailah akhirnya Solihin jadi pembicara. Dia bicara teori sampai update kehidupan berbangsa. Para mahasiswa itu hanya melongo. Sebagian masih asyik main HP.

Selesai acara, Solihin inisiatif ke bagian dapur gedung itu. Dia mendapati satu mahasiswa yang tak dia lihat dari mula. Saat melihat di dapur, mahasiswi itu sedang mencuci piring dan gelas.

Dia sendirian. Akhirnya Solihin inisiatif membantu. "Kayaknya hanya mahasiswi ini yang bener," kata Solihin dalam hati.

Solihin ngobrol ke sana ke mari dengan mahasiswi itu. Kemudian, datanglah satu mahasiswi lain, bawa piring dan gelas.

"Pak nitip ya," katanya sembari menyerahkan piring dan gelas. Solihin geleng geleng kepala. Lalu setelah di dapur itu, dia pamit pulang.

Saat pamitan, para mahasiswa itu hanya bilang "terima kasih" sembari main HP. Ketika akan menjejakkan kaki keluar gedung, Solihin masih melihat banyak sampah.

Dia inisiatif ingin menyapu. Ada mahasiswi bilang ke dia. "Pak ini sapunya," sembari diserahkan ke Solihin. Solihin nyapu gedung dan kemudian ada pemuda datang ke gedung itu. Kelihatannya bukan mahasiswa.

"Nah gitu dong bersih-bersih. Bapak OB yang baru ya?" Kata pemuda itu cengengesan.

Solihin hanya bingung mau menyikapi semua ini dengan bagaimana. Tapi dia memilih tertawa terpingkal-pingkal. "Mungkin Tuhan sudah malas buat manusia hingga hasilnya seperti saat ini di kampus wkwkw," kata Solihin dengan lantang di gedung itu.

Kau tahu, semua orang di situ juga ikut tertawa. Aneh!

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun