Yang makin membuat kecewa karena permainannya menyedihkan. Sejak laga pertama sebenarnya permainan Indonesia tak meyakinkan. Tapi di laga pertama tertolong alias kelemahannya terabaikan karena menang.
Di laga kedua sampai keempat, permainannya menyedihkan. Saya tak perlu menulis siapa saja yang mainnya menyedihkan.
Tapi untuk kali ini bukan salah timnas. Ini adalah masalah dari sebagian kita, termasuk saya. Masalah dari sebagian para fans.
Ya masalah sebagian kita karena selalu ingin alias meminta Indonesia bermain bagus dan trengginas. Main menghibur dan menang.
Itulah masalah sebagian dari kita, termasuk saya. Selalu meminta main bagus. Nah untuk Asian Games, bagaimana mau bermain bagus ketika skuad terbaiknya tak ada di lapangan.
Bagaimana mau bermain bagus ketika pemain baru bersama satu atau dua hari sebelum Asian Games. Toh sebetulnya pun PSSI sudah memberi sinyal bahwa Asian Games adalah ajang mencari pengalaman.
Kenapa Asian Games tak jadi prioritas? Ya karena bukan agenda FIFA. Ya karena jadwal padat. Sebelum Asian Games ada kualifikasi Piala Asia U23. Sebelum kualifikasi Piala Asia U23 ada Piala AFF U23.
Jadi memang sejak mula PSSI tidak menjadikan Asian Games sebagai prioritas. Kalau dijadikan prioritas tentu akan dipersiapkan seperti saat Asian Games 2018.
Ketika PSSI tak memprioritaskan Asian Games, ketika klub tak melepas pemain, ketika persiapan sangat mepet, ya sebenarnya jangan terlalu berharap maksimal.
Tapi problemnya sebenarnya ya di sebagian dari kita, termasuk saya. Meminta Indonesia main bagus dan menang. Padahal, kondisi timnasnya sedang begitu.
Kalau jajaran pelatih bilang bahwa timnas U24 akan main bagus sekalipun dengan banyak keterbatasan, ya pelatih harus bilang begitu. Masa pelatih bilang, "kita akan main buruk kali ini."
Jadi masalahnya karena sebagian kita terlalu banyak berharap. Berharap pada akar yang lapuk.