Sudah berpuluh tahun lampau, sepak bola dimaknai berkasta. Tentu dengan parameter prestasi dan performa.
Karena itu, kasta Eropa sering berada di atas. Ya karena kualitas dan prestasi mereka cukup bagus. Juara dunia pun kebanyakan adalah negara Eropa.
Juara Piala Dunia Antarklub pun pun sering dari Eropa. Kemudian, karena seperti itu, skuad negara pun menjadi berkelas jika pemainnya banyak dari klub elite Eropa.
Timnas Italia misalnya dinilai berkelas karena banyak pemainnya yang main di klub elite Italia. Timnas Inggris berkelas karena banyak pemainnya dari klub elite Inggris.
Bahkan Argentina berkelas karena banyak pemainnya yang main di klub level atas di Eropa. Brasil juga sama. Mereka berkelas karena banyak pemainnya dari klub elite Eropa.
Tapi kini seperti ada yang janggal. Ada yang tak biasa. Jika menengok skuad Inggris untuk kualifikasi Euro 2024, ada satu nama yang tak main di Eropa.
Dia adalah Jordan Henderson yang main bersama Al Ittifaq, Liga Arab Saudi. Sebuah pemandangan yang aneh, yang janggal, yang tak biasa.
Hal yang sama juga ada di timnas Brasil yang akan main di kualifikasi Piala Dunia 2026. Ada nama Neymar dengan klub Al Hilal dari Liga Arab Saudi.
Jadi, sesuatu yang tak biasa, aneh, dan mungkin belum marak sebelumnya. Negara besar memanggil pemain dari liga di Asia.
Semua keanehan ini, pionernya adalah Cristiano Ronaldo. Mungkin dialah orang Portugal pertama yang masuk timnas senior dengan status sebagai pemain Liga Arab Saudi.
Setelah Ronaldo mengawali, semuanya kemudian menjadi biasa. Seperti ketika dia mengawali rambut kepala yang seuprit dikuncir.