Aku meyakini berdasarkan fenomena yang aku lihat, bahwa bocah-bocah nakal itu akan kembali ke rumah. Jika ketika kecil bocah-bocah itu ditaburi virus kemanusiaan dan ketuhanan, maka ketika mereka besar dan nakal, pada akhirnya mereka akan kembali.
Mereka akan kembali ingin menyelami indah masa kecil. Kembali lagi ke nilai kemanusiaan dan ketuhanan.
Tak hanya satu dua, tapi banyak orang yang kembali ke nilai-nilai kebaikan. Setelah mereka liar di masa muda, pada akhirnya kembali ke jalan kebaikan.
Aku ada teman yang liar saat muda. Lama tak ketemu, malah ketemu saat dia sudah jadi lebih baik. Kembali ke jalan baik dan tak pernah menyalahkan mereka yang berbeda.
Setelah aku cari tahu, ternyata di masa kecilnya memang sering ditaburi nilai kemanusiaan dan ketuhanan.
Ada juga punya kenalan yang liar. Pernah kepergok judi, pernah kepergok hal buruk lainnya. Belakangan aku tahu dia pulang ke jalan yang baik. Jalan yang dirintis bapak ibunya di masa lalu. Jalan kemanusiaan dan ketuhanan.
Dari apa yang aku ketahui, maka aku meyakini bahwa masa kecil akan sangat berpengaruh. Jika masa kecil dipupuk dengan kemanusiaan dan ketuhanan, maka itu akan jadi memori kuat.
Memori itu akan muncul dan bisa menuntun mereka kembali ke jalan kebaikan. Khususnya bagi mereka yang menyimpang dari kebaikan.
Karena keyakinan itu pula, aku tak sepakat dengan "membebaskan anak kecil", tapi juga tak sepakat "mengekang anak kecil". Aku hanya sepakat bahwa anak kecil adalah sosok yang perlu diberi tahu bahwa "ini emas dan itu kotoran".
Ada tanggung jawab moral dari orang tua untuk menurunkan nilai kebaikan pada anak-anak. Jika nilai kebaikan itu tak diturunkan, bisa jadi anak akan mendapatkan warisan dari "keburukan". Jika sudah sejak kecil ditaburi keburukan, dia bakal sulit menemukan jalan pulang. Sebab, tak pernah ada memori kebaikan yang kuat saat dia anak-anak.