Salah satu momen indah di masa kecil adalah saat Idulfitri. Masih ingat apa yang kamu buru saat Idulfitri ketika kamu masih kecil?
Aku masih ingat. Saat malam takbiran tepatnya usai salat Maghrib, aku bersama temanku punya ritual. Ritualku waktu itu adalah ke warung tetangga.
Jadi, saat jelang malam takbiran, dapat uang dari ibu. Nah, uangnya itu aku belikan minuman di warung tetangga, setelah Maghrib.
Minuman apa? Minuman berkarbonasi. Bisa dikata dulu waktu kecil, minuman itu adalah yang paling mewah. Aku hanya bisa meminumnya saat malam takbiran.
Di hari-hari biasa tak cukup uang untuk membeli minuman berkarbonasi. Selain itu, tak biasa juga anak kecil minum-minuman berkarbonasi.
Di malam takbiran, aku nongkrong dengan temanku di warung tetangga. Minum-minuman berkarbonasi yang harus diminum di tempat.
Kenapa harus diminum di tempat? Karena wadah minumannya itu dari botol kaca yang tak boleh dibawa pulang. Bisa saja minum bawa pulang alias minumannya dimasukkan ke plastik. Tapi jadi terlihat minum sirup biasa.
Nongkrong minum minuman berkarbonasi. Setelah selesai dan Isya, maka kami buru-buru ke musala. Di musala salat Isya lalu setelah itu takbiran.
Kadang takbir keliling pakai gerobak. Anak yang gede jadi penarik gerobak. Yang kecil naik gerobak. Kami takbiran ramai-ramai.
Sangat meriah di malam takbiran. Setelah takbir keliling kampung, kami kembali ke musala. Takbiran di musala. Biasanya jam 23.00 aku sudah ngantuk.
Kalau sudah ngantuk, kadang pulang, kadang tidur di musala. Teman yang masih kuat, takbiran sampai dinihari. Suara takbir bersahutan, belum lagi suara petasan bergiliran.
Esok paginya setelah salat id, langsung ke pemakaman. Setelah itu mampir ke saudara beda desa. Namanya anak kecil, yang aku tunggu adalah angpao.
Ada satu saudara yang jadi pedagang. Tiap Idulfitri memberi uang yang lumayan wah. Jumlahnya Rp2000. Uang segitu di tahun 80-an atau awal 90-an, termasuk besar untuk anak kecil.
Sembari jalan silaturahmi ke saudara beda desa, maka selalu ada lagu Idulfitri. Salah satunya dari Bang Rhoma Irama.