Indonesia harusnya bisa menang jika bermain seperti lawan Curacao. Jika Indonesia bermain seperti lawan Curacao, maka mengalahkan Kamboja bisa dilakukan.
Apalagi jika Kamboja bermain seperti melawan Filipina, maka terbuka peluang Indonesia untuk menang. Saat mengalahkan Filipina 3-2, Kamboja tetap memiliki kekurangan.
Mereka tak bermain rapat dan mempressing Filipina. Jika Kamboja dipressing sepertinya bakal kesulitan mengembangkan permainan.
Jika Indonesia mempressing lini tengah Kamboja, maka Kamboja akan makin kesulitan mengembangkan permainan. Mereka kemungkinan akan main bola atas dan itu jadi makanan empuk bek-bek Indonesia.
Bahkan, jika lini belakang Kamboja terpancing agak ke depan, Indonesia bisa memanfaatkan serangan balik, seperti yang dilakukan Filipina. Ilija Spasojevic pun sepertinya bisa mendulang banyak gol.
Tapi tentu itu semua terjadi jika standar permainan Indonesia seperti saat melawan Curacao. Tapi jika performa Indonesia seperti saat melawan Bangladesh, sulit bagi Indonesia untuk membekuk Kamboja.
Jangan Hanya Juara di Hati
Sudah enam kali Indonesia masuk final AFF. Namun, dari enam kali itu, Indonesia selalu kalah.
Setiap main bagus dan kalah, ada saja pernyataan, "timnas tetap juara di hati masyarakat Indonesia." Kira-kira begitu pernyataan beberapa warga Indonesia.
Tapi saya pikir, pernyataan juara di hati, adalah pernyataan yang memang semestinya. Sekalipun gagal ke final saya pikir fans Indonesia akan menganggap timnas juara di hati.
Nah, di edisi ini sudah saatnya tak hanya juara di hati. Indonesia perlu benar-benar juara AFF. Sehingga jadi modal bagus menuju Piala Asia 2023.
Diketahui, Indonesia ada di grup A Piala AFF bersama Kamboja, Brunei Darussalam, Thailand, dan Filipina. Indonesia akan menjamu Kamboja dan Thailand. Sementara akan bermain tandang melawan Filipina dan Brunei Darussalam.