Kuwait pernah lolos ke Piala Dunia 1982. Setelahnya, mereka masih sering jadi ancaman di Asia. Salah satu yang masih saya ingat adalah di Piala Asia 1996.
Memang, secara mengejutkan Kuwait bermain seri 2-2 melawan debutan Indonesia. Masih ingat kan bagaimana Widodo mencetak gol salto ke gawang Kuwait?
Tapi setelah melawan Indonesia, Kuwait menjadi ancaman. Di laga akhir babak grup, Kuwait mampu mengalahkan Korea Selatan 2-0. Saat itu Shin Tae-yong yang kini melatih Indonesia, ada di skuat Korea Selatan.
Di babak perempatfinal, Kuwait kembali menunjukkan tajinya. Secara mengejutkan mereka mengalahkan juara bertahan Jepang 2-0.
Kuwait kemudian kalah 0-1 dari tuan rumah UEA. Di perebutan tempat ketiga, Kuwait kalah adu penalti dari Iran.
Di tahun itu, saya masih ingat striker membahayakan yang dimiliki Kuwait, namanya Jasem Al-Huwaidi. Â Dia menjadi runner up pencetak gol terbanyak Piala Asia 1996 dengan 6 gol. Kalah dua gol dari legenda Iran Ali Daei.
Selepas tahun 2000, sepak bola Kuwait menurun. Tahun 2007 bahkan mereka gagal lolos ke Piala Asia. Pada 2011 dan 2015 Kuwait lolos ke Piala Asia tapi selalu kalah dalam tiga laga di babak grup.
Tahun 2019, Kuwait gagal lolos ke Piala Asia karena saksi dari FIFA. Pada ajang akbar FIFA Arab Cup tahun lalu, Kuwait gagal lolos karena kalah di kualifikasi.
Jadi pamor sepak bola Kuwait sebenarnya jauh menurun dibadingkan 30-an tahun lalu. Indonesia juga sering memberi kejutan pada Kuwait. Di Piala Asia 1996 dan 2000 Indonesia secara mengejutkan mampu menahan Kuwait.
Indonesia juga sering mengejutkan ketika bertemu dengan tim dari Timur Tengah yang mengandalkan skill. Maka berharap Indonesia menang, mungkin saja. Kuwait tak lagi jadi tim yang disegani di Asia, bahkan tanah Arab.
