Penjaga toilet itu bernama Fulin. Dia baru buka gembok toilet, baru buka lapak. Datanglah Fulan yang ingin buang air kecil.
Buru-buru Fulan ke toilet umum itu. Buanglah air kecil. Lalu dia lega. Keluar toilet dia beri uang Rp 2000 pada Fulin.
Fulin: Bang, uang pas saja. Tarif 1000 rupiah. Baru buka lapak, tak ada kembalian.
Fulan: Wah, aku tak punya uang seribuan.
Fulin: Waduh, gimana ya... ya udah bang, abang buang air kecil lagi gih.
Fulan: Ya ngga bisa. Tadi sudah dikeluarin semua. Sudah tuntas. Kalau dipaksa dikeluarin bisa sakit.
Fulin lalu memberi solusi. Dia keluarkan satu botol air bening.
Fulin: Bang coba minum, lalu jongkok sebentar. Siapa tahu nanti bisa keluar lagi (maksudnya bisa buang air kecil lagi)
Fulan: Cerdas!
Fulan menenggak setengah botol air bening, Fulan jongkok barang 2 menit. Ternyata manjur juga. Fulan langsung ingin buang air kecil lagi. Masuklah dia ke toilet dan kencing sampai tuntas.
Fulan: Lega... trims bos solusinya.
Fulan lalu nyelonong pergi. Tapi Fulin menghentikannya.
Fulin: Bang kurang seribu rupiah!
Fulan: Lho kok bisa (dengan mengernyitkan dahi sembari membenarkan posisi celana dalam yang agak tersangkut itunya)
Fulin: Air beningnya kan tidak gratis. Air bening setengah botol, seribu rupiah.
Fulan: Nih (memberi 2000 rupiah)
Fulin: Ya ngga ada kembaliannya bang.
Fulan: Ya udah, itu air beningnya kan 1000 rupiah setengah botol. Aku minum lagi saja, biar impas.
Fulan mengembat botol air bening itu dan meminumnya.
Fulan: Pas ya, impas tak ada utang di antara kita.
Baru 3 menit berlalu, Fulan lari kembali ke toilet umum itu. Dia kembali ingin buang air kecil. Buanglah air kecil dan diberilah uang 2000 rupiah ke Fulin. Karena Fulan memang tak punya uang 1000.
Fulan: Udah itu 1000 kelebihannya buat kamu saja.
Fulin: Abang ngga bisa begitu. Ini suap namanya. Tarif 1000 dibayar 2000. Abang jangan coba-coba nyuap aku. Aku bersih orangnya bang.
Fulan: Lalu bagaimana?
Fulin kemudian mengeluarkan satu botol air bening dari dalam tasnya.
Fulan langsung bereaksi.
Fulan: Aku disuruh minum lagi, ke toilet lagi, kurang lagi, minum lagi, pergi, balik lagi, kencing lagi, kelebihan bayar dituduh menyuap.
Lalu kau suruh aku minum lagi, kencing lagi, ke toilet lagi, kurang lagi, minum lagi, pergi, balik lagi, kencing lagi, kelebihan bayar dituduh menyuap.
Terus, kau suruh aku minum lagi, kencing lagi, ke toilet lagi, kurang lagi, minum lagi, pergi, balik lagi, kencing lagi, kelebihan bayar dituduh menyuap.
Aku capeeeee tahuuuu. Jangankan melakukannya atau membicarakannya, membayangkannya saja aku capek.
Fulan menahan tangis gondok sembari membenarkan celana dalamnya yang nyangkut itunya.
Fulin: Abang lelah?
Fulan: Iyaaaaa
Fulin: Ya sudah abang duduk saja, biar aku yang menggantikan. Aku kuat kok bang.
Fulan: Maksudnya?
Fulin: Ya aku kencing, bayar 2000, lalu minum setengah botol, jongkok, kencing lagi. Minum lagi, terus pergi.
 Kembali lagi untuk kencing, bayar 2000, lalu minum setengah botol, jongkok, kencing lagi. Minum lagi, terus pergi.
Kencing itu berat bang, abang tak akan kuat. Biar aku saja.
Fulan: Kamu gilaaaa. Kamu gilaaaa.
Sembari menahan dongkol, Fulan melepas celana panjangnya. Disambitkan berkali-kali celana panjang itu ke badan Fulin. Fulin teriak minta tolong karena merasa dianiaya.
Fulin: Toloooooong, aku dipukulin orang gila. Tolooooong.
Fulan bingung karena warga berdatangan. Fulan hanya berdiri kaku. Tangan kanannya menggenggam celana panjang, tangan kirinya membenarkan celana dalam yang tersangkut itunya.