Piala Arab dihelat 30 November sampai 18 Desember 2021 di Qatar. Pesertanya adalah negara-negara Arab yang ada di Asia dan Afrika. Total ada 16 negara yang ikut serta. Sejumlah 16 negara itu terbagi dalam empat grup.
Tapi ada juga negara Arab yang tak ikut serta karena kalah di kualifikasi. Misalnya seperti Libya, Yaman, Djibouti, dan Kuwait.
Lalu, saya sendiri bertanya apa yang mau didapatkan dari ajang ini? Jika niat ajang ini untuk menarik perhatian sebenarnya sangat bisa. Sebab, beberapa negara Arab memiliki pemain kelas dunia.
Contohnya Mesir memiliki Mohamed Salah. Maroko memiliki Hakim Ziyech. Aljazair memiliki Riyad Mahrez. Selain itu banyak nama lain yang merumput di Eropa.
Tapi skuat Mesir di Piala Arab kali ini tak ada nama Salah. Tak ada juga nama Ziyech di Maroko dan Mahrez di Aljazair. Padahal atas nama ajang FIFA, para pemain ini boleh dilepas oleh klub masing-masing.
Bisa jadi negara Arab di benua Afrika tersebut lebih memilih memakai bintang mereka untuk ajang Piala Afrika yang diadakan 9 Januari sampai 6 Februari 2022. Tapi entah juga apakah Salah akan dilepas Liverpool untuk Piala Afrika? Apakah Mahrez akan dilepas Manchester City untuk Piala Afrika? Apakah Ziyech akan dilepas Chelsea untuk Piala Afrika? Entahlah.
Kembali ke Piala Arab. Uniknya juga Arab Saudi menurunkan tim dengan pelatih bernama Laurent Bonadei. Padahal, sejatinya pelatih Arab Saudi adalah Herve Renard. Apakah Arab Saudi enggan memainkan tim utama "milik" Herve Renard? Sebab kini masih fokus di kualifikasi Piala Dunia 2022?
Jadi, ajang Piala Arab dengan embel-embel FIFA ini juga untuk apa? Jika ingin menarik perhatian dengan pemain kelas dunia, faktanya pesertanya tidak membawa skuat utama.
Di sisi lain, ajang ini mepet dengan Piala Afrika. Maukah klub di Eropa tekor karena terlalu lama melepas pemain untuk dua ajang yakni Piala Arab dan Piala Afrika?
Kalau ajang ini sebagai pengganti Piala Konfederasi, saya pikir juga tak seimbang. Kalau Piala Konfederasi diikuti para jawara benua, Piala Arab diikuti negara Arab saja.
Diketahui, Piala Konfederasi tidak diadakan. Biasanya ajang ini dilaksanakan setahun sebelum Piala Dunia. Bahkan Piala Konfederasi memang sudah dihapuskan dari kalender FIFA.
Kalau ajang Piala Arab sebagai persiapan negara menjelang Piala Dunia 2022, saya pikir juga tak cocok. Sebab, hanya Qatar yang sudah dipastikan jadi peserta. Sementara negara Arab lain masih berjuang untuk lolos ke Piala Dunia 2022.
Saya melihat, hanya Qatar yang serius dengan Piala Arab ini. Mereka membawa skuat utama. Ya wajar saja karena mereka tak disibukkan dengan ajang kualifikasi Piala Dunia 2022. Qatar adalah tuan rumah Piala Dunia 2022.
Jadi sepertinya Piala Arab dengan embel-embel FIFA adalah ajang persembahan FIFA untuk Qatar. Mungkin agar Qatar percaya diri jelang Piala Dunia. Jika dilihat dari skuat yang ada, sepertinya Qatar yang bakal juara.