Melalui sebuah video yang beredar, SBY mengatakan bahwa langkah Moeldoko yang ingin mengudeta kepemimpinan di Partai Demokrat mencoreng nama Presiden Jokowi. SBY pun mengatakan, bahwa cara Moeldoko tak sejalan dengan langkah Jokowi.
Selain itu, SBY pun menyebutkan nama lain di pemerintahan Jokowi hanya diseret dan tak terlibat. SBY yakin Menko Polhukam Mahfud MD, Menkumham Yasonna Laoly, Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo, Kepala BIN Jenderal Budi Gunawan tak terlibat dalam upaya kudeta itu.
Apa yang dilakukan SBY adalah bentuk mempersempit ruang. Artinya, hanya Moeldoko seorang yang kena tudingan. SBY seperti ingin menjelaskan bahwa dia siap head to head dengan Moeldoko.
SBY menekankan bahwa pihaknya tak memiliki masalah dengan pemerintahan Jokowi terkait isu kudeta. Jadi semakin jelas bagaimana SBY memandang pemerintahan Jokowi dalam isu kudeta kepemimpinan Partai Demokrat.
Menarik ditunggu apakah istana akan bersuara atau akan menempuh aksi. Sebab, saat ini yang melakukan tudingan adalah mantan Presiden. Tentunya memiliki kekuatan opini. Apakah istana akan merespons pernyataan SBY? Mungkin, tidak.
Tapi, apakah istana akan melalukan tindakan terkait Moeldoko. Misalnya memperkuat posisi Moeldoko untuk menjelaskan bahwa Moeldoko tidak "bersalah". Atau malah istana akan menendang Moeldoko.
Atau bisa jadi istana hanya memperingatkan Moeldoko dan tak mengubah posisinya di pemerintahan. Atau istana tak melakukan apa-apa karena saat ini bukan waktu yang tepat bicara politik. Saat ini adalah waktu yang tepat untuk membahas Covid-19.
Yang juga menarik adalah bagaimana Moeldoko merespons pernyataan SBY. Tak dapat dipungkiri bahwa dulunya Moeldoko ada di bawah SBY. Bahkan, SBY lah yang memilih Moeldoko sebagai Panglima TNI.
Atau bisa jadi, Moeldoko malah tak memberi respons atas serangan SBY. Tapi jika Moeldoko merespons atau tidak, maka serangan pada Moeldoko sepertinya akan terus terjadi. Mungkin akan mereda jika ada cerita seperti museum SBY yang mencuat beberapa hari lalu.