Mohon tunggu...
KOMENTAR
Politik Pilihan

PDIP Terus Dihajar di Dunia Maya

8 September 2020   17:03 Diperbarui: 8 September 2020   17:15 214 16
Belakangan PDIP dihajar di dunia maya. Penghajaran itu berkelanjutan. Di sisi lain sepenglihatan saya, PDIP seperti tak merespons dengan keras.

Tanda pagar (tagar) yang bernada miring pada PDIP mulai keras muncul saat RUU HIP beberapa waktu lalu. Isu soal dinasti politik yang mengarah ke Jokowi juga menyerempet PDIP.

Performa pemerintah yang memang kesulitan di masa pandemi makin menambah serangan ke PDIP. Sekalipun pemerintah saat ini adalah hasil koalisi banyak partai, tapi kesan masyarakat umum adalah PDIP yang paling besar.

Kemudian, pernyataan Ketua DPP PDIP Puan Maharani soal Sumatera Barat juga membuat serangan pada PDIP bertambah. Bahkan, pernyataan Puan ini bergulir seperti bola salju. Siapapun kemudian mengomentari soal statemen Puan.

Potensi makin menjadi pembicaraan karena Indonesia Lawyers Club (ILC) nanti malam akan membahas soal Sumatera Barat dan Pancasila. Seperti diketahui, beberapa media massa online biasanya akan mengulas ILC. Isu Sumatera Barat itu pun sepertinya masih akan massif.

Hari ini, Selasa (8/9/2020), tagar minor pada PDIP juga muncul. Tagar 62tanpamoncongputih menggema di twitter. Sampai Selasa (8/9/2020) pukul 16.23 WIB, ada lebih dari 10 ribu tweet yang menggemakan #62tanpamoncongputih. Diketahui, PDIP adalah partai dengan lambang banteng bermoncong putih. Sementara 62 adalah kode telepon yang identik dengan Indonesia. Secara sederhana tagar itu berarti Indonesia tanpa PDIP.

Dalam ramai tagar itu, pernyataan Menteri Agama soal radikalisme yang belakangan mencuat, juga menjadi paket memojokkan PDIP. Padahal, Menag Fachrul Razi bukan kader PDIP. Tapi, karena Fachrul Razi ada di pemerintahan yang didominasi PDIP, maka serangan pada Fachrul Razi juga mengarah ke PDIP.

Sepengamatan saya, semenjak serangan bergelombang itu, PDIP sepertinya tak terlalu merespons. Mungkin bisa saja PDIP memang tak mau ribet di dunia maya. Mungkin karena PDIP juga kesulitan mau menyerang siapa. Sebab, musuh di dunia maya memang tak terlihat.

Efek
Di masa pandemi, gerakan masyarakat tak semassif sebelumnya. Aktivitas di dalam rumah juga lebih banyak. Imbasnya, orang-orang lebih sering memainkan telepon genggamnya.

Di situasi ini, pemain di dunia maya saya prediksi naik. Bisa jadi para pengikut twitter dan media sosial lainnya juga membengkak. Maka, isu yang muncul di media sosial akan jadi info yang terekam di banyak orang.

Situasinya bisa tak menguntungkan ketika pilkada akan dilaksanakan. Serangan pada PDIP di dunia bisa saja berdampak pada hasil pilkada mereka. Para calon PDIP bisa terpukul oleh serangan di media sosial.

Namun, kemungkinan lain juga bisa terjadi. Yakni, fenomena di media sosial tak berbanding lurus di dunia nyata. Bisa jadi serangan pada PDIP di dunia maya itu tak akan berpengaruh pada performa PDIP di pilkada.

Layak ditunggu, sebesar apa gelombang serangan pada PDIP akan terus mengalir di dunia maya? Layak ditunggu juga apakah serangan itu akan membuat PDIP terpuruk atau tidak? (*)

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun