Seperti diketahui, KAMI Jateng-DIY dideklarasikan di Solo pada 20 Agustus lalu. Menarik dilihat mengapa justru Solo yang dijadikan tempat deklarasi. Sebab, Solo bukan ibu kota Jateng dan bukan pula pusat DIY.
Dugaannya kemudian menjurus soal bahwa Solo adalah asal Presiden Jokowi. Mungkin KAMI ingin buka-bukaan memberi pesan bahwa ini adalah perlawanan riil pada Jokowi. Mungkin seperti itu. Bisa jadi Solo adalah sentrum isu politik dinasti. Sebab, di Solo lah putra Jokowi, Gibran akan maju di pilkada.
Apalagi isu yang didengungkan KAMI salah satunya adalah dinasti politik. Mereka ingin melawan dinasti politik. Nah, Solo adalah representasi yang pas untuk melawan dinasti politik.
Bisa juga jika keberadaan KAMI deklarasi di Solo memang untuk melawan Gibran, sebagai representasi dinasti politik. Bisa jadi KAMI akan memblok ke lawan Gibran. Kemudian mengarahkan pemilih tak memilih Gibran.
Tapi, jika deklarasi KAMI di Solo itu target awalnya adalah melawan Gibran, jelas bisa jadi blunder. Blunder jika ternyata dalam Pilkada Solo, Gibran menang telak. Jika Gibran menang telak di Solo, KAMI Jateng-DIY yang dideklarasi di Solo jelas tak ada artinya.
Ini dugaan saja. Misalnya head to headnya adalah Gibran melawan pasangan Bagyo Wahyo dan FX Supardjo (Bajo) yang ditopang KAMI, dan Gibran yang menang, maka KAMI sudah kalah telak. Tapi, jika Bajo yang menang, maka jadi kehebatam KAMI yang bisa diteruskan pada momen berikutnya.
Menarik dinanti bagaimana gerakan KAMI di Solo menjelang Pilkada. Apakah mereka memang ingin melawan Gibran dengan menggalakkan anti politik dinasti?
Atau bisa saja KAMI hanya bergerak di wilayah moral saja. Mereka hanya kampanye politik dan kenegaraan ideal tanpa bermain politik langsung di Pilkada Solo.
Gerakan Perdana
Saya pikir Pilkada 2020 bisa jadi gerakan massif perdana KAMI. Gerakan massif menegakkan moral seperti yang mereka dengungkan. Misalnya jangan berpolitik uang, pilih calon berkualitas, dan lainnya.
Kalau ternyata mereka turun di politik praktis dengan mendukung calon tertentu atau melawan calon tertentu bagaimana? Jika itu dilakukan, tentu akan menegaskan bahwa gerakan KAMI adalah gerakan politik. Seperti tudingan banyak pihak ketika koalisi ini didirikan. Â (*)