Mohon tunggu...
KOMENTAR
Politik

Cerita Sejumlah Uang untuk Permohonan Maaf

17 April 2014   01:32 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:35 53 0
Don’t find fault, find a remedy

Jangan mencari-cari kesalahan, temukanlah penyelesaiannya. Cukup sederhana, namun ini menjadi sulit bila tidak ada kemauan, tidak ada upaya kesana. Sah saja sekedar cari kesalahan siapa, namun penyelesaian lebih utama.

Melihat kasus Satinah, TKI asal Indonesia yang terancam hukuman mati, kini telah dimaafkan keluarga korban. Pemerintah, bahkan Presiden SBY pernah langsung menyurati Raja Arab Saudi, pihak-pihak yang berkepentingan disana dengan permintaan pembebasan Satinah dari hukuman mati.

Satinah langsung bebas? Belum. Uang diyat masih di  lembaga kehakiman Arab Saudi, keluarga korban kini rembukan untuk membagi uang diyat ( harta yang diwajibkan kepada si teraniaya atau kepada walinya karena kasus penganiayaan. Untuk kasus Satinah kali ini pembunuhan) sebesar kurang lebih 20 miliar, yang dibagi ke sejumlah anggota keluarga korban, untuk keputusannya selama satu dua bulan kedepan.

Seperti yang diketahui Satinah terbukti membunuh Nurah binti Muhammad Al Gharib, majikannya di Arab Saudi.  Satinah mengaku membunuh majikannya di pengadilan Buraidah. Setelah membunuh majikannya, Satinah mengambil uang majikannya sebesar 37.970 riyal atau sekitar Rp 100 juta.

Uang Untuk Maaf

Mungkin Kompasianer sudah tahu bahwa keluarga korban disana meminta 1,25 miliar kemudian naik sampai kurang lebih 20 miliar tanpa sebab yang jelas.

Ada yang bilang pemerintah sempat tidak merespon diyat yang dulunya 1,25 miliar rupiah tersebut, namun anehnya setelah tim lobi kesana, hasilnya malah alot. Keluarga korban meminta diyat lebih tinggi. Ada juga pendapat soal naiknya uang diyat Satinah ini, dimana pemberitaan Satinah yang berpengaruh pada keluarga korban. Karena pemberitaan yang gencar membuat keluarga korban merasa, Satinah semakin terkenal di daerah asalnya. Keluarga korban lalu mengatakan keluarga Satinah kini keluarga yang mapan, oleh karena itu diyatnya jadi dinaikkan keluarga korban.

Bagi-bagi Diyat

Ini masih menjadi pertanyaan saya, keluarga korban tengah merundingkan pembagian uang diat tersebut kepada 7 anggota keluarga lainnya (VoaIslam), lalu apakah Nurah binti Muhammad Al Gharib memberikan nafkah kepada 7 anggota keluarga lainnya itu atau tidak? Tidak ada penjelasan yang rinci saya temukan soal "anggota keluarga korban lainnya" ini.

Saya mungkin tidak terlalu paham soal diyat, namun diyat itu dibagikan kepada anggota keluarga lain menurut saya harus dijelaskan secara lugas. Karena ini akan terkesan "naikkan uang maaf  untuk dibagi-bagi kemudian pelaku bisa dimaafkan".

Ditambah lagi Menko Polhukam kita dalam keterangan persnya mengatakan semoga pihak disana tidak meminta tambahan lagi. Wah ini sepertinya kalau benar terjadi tidak akan cukup! Nyawa itu akan seharga sejumlah uang saja. Nilai kemanusiaan terukur oleh sejumlah uang.

Namun bagi saya pembebasan Satinah patut diberikan dukungan. Ada yang mengatakan ini bagai buah simalakama, berdampak buruk pada pemerintahan mendatang, namun hemat saya agar tidak terlalu jauh, ini adalah upaya menyelamatkan nyawa saja. Selagi nyawa tersebut bisa diselamatkan, ya sepatutnya diselamatkan demi nilai kemanusiaan. Yah walaupun orang tersebut menghilangkan nyawa orang lain juga disana, namun pelaku telah mengakui bersalah, dan memohon ampunan. Tuhan saja Maha Pengampun.

Kesempatan Hidup

Satinah diberikan kesempatan untuk hidup oleh keluarga korban yang memaafkannya. Satinah diberikan keleluasaan untuk kembali bertemu keluarganya nanti. Ini peristiwa yang patut lebih banyak disyukuri oleh kita semua. Yang membuat petisi, twit-twit panjang ber hashtag, gerakan di facebook, aktif mendukung pembebasan Satinah sudah membuahkan hasil. Lobi Tim Pembebasan TKI dari Hukuman Mati membuahkan hasil, pemerintah pun patut mensyukuri hal ini juga.

Satinah dan keluarganya di Jateng tentu akan sangat berterima kasih kepada keluarga korban, atas dibukanya pintu maaf untuknya, dan akan berterima kasih kepada semua pihak yang membantu pembebasannya.

Lalu apa peristiwa ini bisa terulang kembali? saya tidak tahu, selama Tenaga Kerja Indonesia terbukti melakukan perbuatan melawan hukum di luar negeri, ini bisa terjadi lagi. Karena sebagai pekerja di negeri orang, harus tunduk dan taat terhadap aturan yang berlaku.

Mau beberapa kesempatan hidup lagi yang akan diberikan? Mungkin akan banyak. Dan menurut saya kesempatan hidup adalah milik setiap orang meskipun ia telah menghilangkan nyawa orang lain. Jadi ingat cerita Qabil yang dibiarkan hidup oleh Tuhan meskipun membunuh saudaranya sendiri.

Buka Kesempatan Kerja Lebih banyak

Mungkin ini akan terus menjadi agenda pemerintah kedepannya. Namun menurut saya bukakan lebih luas lagi untuk tenaga kerja perempuan. Saya lihat diberita kaum perempuan lebih banyak jadi TKI yang bermasalah. Dan menurut saya pemerintah daerah masing-masing juga aktif memberikan penyuluhan ketrampilan, terutama bahasa asing dan berwirausaha, selain ketrampilan lainnya.

Untuk perempuan Indonesia yang menjadi TKI, setelah cukup memiliki uang tabungan segeralah buka usaha di daerah masing-masing, kalau hasilnya sedikit tidak masalah, dan usaha ini harus diseriuskan bukan hanya untuk uang tambahan, karena ini untuk TKI tersebut agar tidak kembali ke luar negeri karena memiliki hasil yang cukup di daerahnya.

Mungkin segitu aja cerita sejumlah uang untuk permohonan maafnya, dan maaf lagi kalau tidak terkesan nyambung perbagiannya.

Salam

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun