Bob menyampaikan perlunya calon wirausahawan untuk mengetahui sendi -- sendi yang dapat menopang langkah mereka. Sebab, wirausaha berarti harus siap dibanting hingga berdarah oleh kuadran masyarakat. Namun, dunia bisnis tidak seseram yang akan dilihat oleh para pengusaha di masa depan.
Karena itu, setiap wirausahawan yang ingin memasuki dunia membutuhkan dukungan diri atau mental. Beliau mengatakan bahwa ini bukan teori, melainkan hasil analisisnya selama lebih dari 40 tahun dalam lautan bisnis. Setidaknya, ada lima sendi yang perlu diperhatikan para calon entrepreneur. penasaran?
1. KEMAUAN
Sendi pertama yakni memiliki kemauan untuk menjadi pengusaha. Ini adalah titik awal yang mutlak diperlukan, karena keinginan adalah titik awal bagi wirausahawan ketika mereka ingin memasuki kuadran masyarakat.
Untuk melaju dijalan wiraswasta, orang membutuhkan mobil. Namun, jika tidak ada bahan bakar maka mobil tidak akan pergi ke mana pun atau pergi cepat. Inilah sebabnya mengapa mengandalkan kemauan keras saja tidak cukup.
2. KOMITMEN
Sendi kedua adalah komitmen yang kuat. Bob menggambarkan sebagai bahan bakar beroktan tinggi. "Bensin beroktan tinggi adalah adanya tekad yang sangat kuat untuk menjadi wiraswastawan. Itulah sandaran kedua, yang kita kenal juga dengan istilah komitmen yang kuat, atau dalam bahasa orang -- orang pintar dinamakan determination." Jelasnya.
Setelah mobil diisi bahan bakar, wirausahawan potensial ini dapat menyalakan mesin untuk menggerakkan mobil. Diperlukan komitmen yang kuat, karena jalur kewirausahaan sebenarnya jauh lebih condong dan melengkung.
Artinya, hambatan maupun kesulitan sudah menghadang siapapun yang ingin terjun ke dunia bisnis. Tak sedikit orang yang memiliki kemauan berwirausaha, akhirnya mundur dan meninggalkan kemauannya, karena tidak punya komitmen atas persepsi ketiadaan modal.
3. KEBERANIAN
Inilah sendi ketiga, yakni keberanian mengambil peluang. Menurutnya, peluang dan risiko adalah satu paket, seperti dua sisi mata uang. Peluang potensial untuk gerakan yang memiliki banyak konsekuensi. Kemampuan itu harus digunakan untuk memutar roda kehidupan manusia wirausaha. "Kalau menggunakan roda Bob Sadino, calon entrepreneur itu harus bergulir, harus membangunkan diri dan bergerak memutar roda kehidupan. Jika tidak, ia seperti orang mati saja." Tegasnya.
4. KEMANDIRIAN
Dengan memiliki tiga sendi sebelumnya, Padahal orang sudah memasukkan diri sebagai wirausaha. Orang tersebut sudah berjalan, namun belum cukup jika belum memiliki sendi keempat, yakni tahan banting dan tidak cengeng.
Orang-orang membutuhkan daya tahan yang luar biasa untuk memenangkan pertarungan. Semakin tinggi jam terbang dalam menghadapi bantingan, semakin matang pula kehidupannya di dunia bisnis. Ketika seorang pengusaha sudah memiliki jam terbang cukup banyak, dibekali kemandirian saat menghadapi segala guncangan, maka orang itu sudah layak menyandang julukan wiraswastawan sejati.
5. RASA SYUKUR
Sendi terakhir yang dapat menyempurnakan wirausaha adalah bersyukur kepada Tuhan. Karena, Tuhanlah yang menjadikan pengusaha sukses. Namun, tidak semua bisnis dengan jam terbang tinggi mengingat sandaran ini. Banyak pengusaha yang telah melayang selama beberapa dekade masih tidak mengerti bagaimana harus berterima kasih.
Dalam setiap bisnisnya, si pengusaha terus menuntut keuntungan maksimal. Menurut Bob, wajar jika pebisnis ingin menambah keuntungan. Tapi, jika keuntungan tanpa batas terus menjadi tuntutan, itu disebut greedy. Bagi pengusaha tamak, Â keuntungan kecil ibarat kerikil di dalam sepatu. Sangat mengganggu dan tidak nyaman. Nah, pada titik inilah, letak pentingnya rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa.
Pebisnis yang tamak pasti tidak akan pernah mampu menikmati keuntungan dalam jumlah sedikit. akan muncul penyesalan, kegelisahan, dan sejumlah pertanyaan, 'Mengapa bukan keuntungan besar yang diraih?'. "kalau sudah begitu, apa dia bisa tidur nyenyak? Kalau bisa bersyukur pasti bisa tidur nyenyak, dan itu nikmat sekali." Canda Bob.
SUMBER REFERENSI :
Wisteria, Hana. 2016. Bob Sadino  Goblok Pangkal Kaya. Yogyakarta: Genesis Learning.