Mohon tunggu...
KOMENTAR
Catatan

Menikahlah, Keajaibanpun Akan Datang

6 November 2014   17:18 Diperbarui: 17 Juni 2015   18:29 262 3
Menikahlah, keajaibanpun akan datang...!!

Itulah sepegal kata yang ingin saya bagi, saat itu tepat dibulan maret ketika semua ujian datang bertubi - tubi menghampiriku. Mulai dari nasib skripsiku yang tak kunjung selesai dikarenakan dosen pembimbing yang sulit aku temui dan gaya membimbing yang sangat idealis sehingga menghambatku hampir 1 tahun. Mungkin itu menjadi masalah biasa bagi mahasiswa tingkat akhir sepertiku tapi tidak untuk keluargaku. Mereka terlihat khawatir terhadapku terutama masalah pekerjaan karena aku belum memiliki ijazah.

Namun saat itu aku berpikir keras untuk mengubah kesedihan yang mendera keluargaku dengan berusaha membuat lamaran pekerjaan dan berharap semoga akan ada yang lolos dan aku mengatakan bahwa aku akan segera menikah, luar biasa respon sungguh mengejutkan keluarga besarku menyambut hangat niat baikku untuk menikah. Menurut mereka kalau nunggu kuliah lulus pasti akan susah nikah dan kerja jadi harus bisa dikejar salah satunya antara menikah atau kerja. Dan akhirnya akupun mulai mencari jodohku dengan serius.

Akupun curhat kepada temanku tentang kondisiku dan harapan keluargaku, akhirnya temanku memberi solusi yaitu ada banyak teman laki - lakinya yang bisa dikenalkan. Singkat cerita akupun berkenalan dengan salah satu dari temannya, dia seorang laki - laki yang sudah cukup umur dan terbilang siap untuk menikah, dia supel, dan cara berkomunikasi juga cukup baik dan kelebihan yang saat itu adalah wajahnya yang rupawan bahkan semua keluarga suka dan setuju jika aku serius menikah dengannya. Walaupun aku masih memiliki keraguan yaitu sikapnya yang agak keras, mudah marah dan manja terhadap orang tua maklumlah dia anak bungsu. Tapi setidak aku cukup bahagia melihat keluarga tersenyum sambil menarik nafas....hufff...serasa dimudahkan semuanya oleh ALLAH SWT.

Kemudian tibalah giliranku untuk diperkenalkan kepada keluarga besarnya yang berdomisili di Bandung Barat, senang hatiku saat itu dan aku benar - benar mempersiapkan semuanya dengan baik. Namun semuanya diluar dugaan, saat aku tiba di Bandung Barat, aku disuruh oleh dia untuk turun di Tol karena akses lebih dekat dengan rumahnya, padahal saat itu ada ketakutan luar biasa dariku karena tol bukan tempat pemberhentian yang aman tetapi dia menyakinkan aku bahwa semua akan baik - baik saja dan dia akan stand by untuk menungguku. Akupun menuruti saja perintahnya  dan ternyata firasatku benar, beberapa menit saat aku turun di tol, ada seorang pria seperti petani yang sedang duduk dan aku meminta tolong untuk naik ke atas jembatan yang ada di atas tol dan dia pun menolongku. Niatku ke atas jembatan adalah sesuai dengan petunjuk yang diberi tahukan kepadaku. Naas nasibku, disana aku mengalami kekerasaan yaitu semua harta bendaku dirampas dan aku sempat dipukul oleh petani yang tidak punya hati itu.

Saat itu aku berusaha tenang dan tidak berteriak karena aku tahu disana sangat sepi, akupun hanya berdo'a dalam hati jika saat ini aku mati maka aku harap dalam keadaan baik dan semoga keluargaku akan selalu bahagia dan bangga padaku. Pejahat itupun terus memakiku, dan melototiku. Akupun memberanikan diri untuk mengajak bertaubat dan berubah, kebaranianku melakukan hal ini itu karena aku berharap sebelum dia membunuhku aku pernah melalukan kebaikan disaat terakhirku.

Dan pertolongan ALLAH pun datang, saat pejahat itu hendak menyentuhku, aku serasa mendapatkan kekuatan dan kebaranian untuk mendorongnya sampai terjatuh dan aku pun bisa lari sampai aku memberanikan loncar dari jembatan. Dan subhanallah aku selamat tanpa ada sedikitpun darah keluar dari tubuhku dan aku bergegas menuju tol dan meminta bantuan. Dan mobil patrolipun datang dan menyelematku.

Rasanya masih tidak percaya aku bisa selamat tanpa disentuh oleh bajingan itu dan  saat itu  kondisi sudah aman bersama polisi. Dan akhirnya akupun dipertemukan dengan dia dikantor polisi, dia langsung menangis dan memohon maaf padaku. Tidak menyangka akan kejadian separah itu, menunggu kondisi tenang, akupun diantar pulang. Ketika sampai dirumah, semua keluarga besar sudah berkumpul dan langsung memeluk seperti bertahun - tahun dan bertemu bahkan mereka tiada henti menangis sambil membelai - belaiku seperti anak kecil. Subhanallah Wal Hamdulillah...aku sangat bahagia dengan semua yang Engkau beri padaku.

Setelah kejadian itu, aku berharap akan banyak hikmah yang dapat diambil. Aku dan keluargaku berharap, dia akan segera melamarku sebagai bukti bahwa dia serius denganku. Namun keseriusan tak kunjung muncul, dia seolah menikmati hubungan yang tak berarah ini. Akhirnya akupun memberanikan diri untuk bertanya, dan alangkah kagetnya aku ketika dia dengan nada biasa mengatakan bahwa dia belum siap menikah karena belum merasa mapan dan dia menyuruhku untuk menunggu.

Dalam proses menunggu aku berusaha menyakinkan hatiku bahwa dia adalah yang terbaik, walaupun aku tahu suara hatiku menolaknya namun aku tidak mau keluarga sedih lagi biarlah aku yang menanggung semuanya. Seminggu setelah kejadian, aku mendapatkan panggilan untuk interview kerja di Bandung dan alhamdulillah aku diterima sebagai General Affair di salah satu Klinik di Bandung.Mendengar aku bisa bekerja, keluarga senang dan bahagia.

Alhamdulillah di tempat kerja yang baru aku sangat nyaman dengan teman sekantor, dengan situasi dan budaya kerja yang mengasikan. Klinik tempatku bekerja merupakan klinik yang didirikan dibawah lembaga zakat terbesar di Bandung. Dalam situasi ini, sesekali aku merenung untuk menentukan sikapku terhadap hubungan yang tak berujung ini, akupun mengatakan padanya untuk mengakhiri saja hubungan yang kita jalani karena aku merasa dia tidak serius. Sungguh aku tidak ingin pacaran seperti yang lain. Dia pun menunjukan watak aslina yang mudah marah bahkan menuduhku memiliki laki - laki idaman lain. Dan akupun menjelaskan kalau ini murni keinginan aku.

Pilihan saat itu berat karena bukan hanya aku yang terluka tapi juga keluargaku dan keluarganya, tapi aku berpikir positif saja, jika jodoh kita akan dipertemukan kembali. Dan akupun kembali sendiri menjalani rutinitasku sebagai karyawan. Selang beberapa minggu, dikantor aku disibukan dengan persiapan lauching klinik, dan saat itu aku sering menemani manajer untuk rapat dengan pimpinan lain.

Beberapa hari kemudian, Ibu manajer mengahampiriku dan bertanya apakah aku sudah punya calon suami apa belum. sebenarnya aku belum move on, tapi karena yang bertanya adalah atasan makanya aku jawab belum. Beliau mengatakan bahwa ada temananya yang ingin mengenalkan aku dengan temannya yang bekerja di semarang. Dalam hati aku berkata "jauh banget..."

Akhirnya akupun berkenalaan dengan melalui proses taaruf, ya proses inilah yang aku harapkan dari dulu untuk menemukan belahan jiwaku. Setelah membaca biodata mulai ada minatku untuk berlanjut, dan begitupun dia kata ibu manajer malah dia udah penasaran nunggu jawabanku apakah lanjut proses atau tidak. Akhirnya proses ini berjalan pada bulan ramadhan, kami belum bisa bertemua karena jarak yang begitu jauh. Kami harus menunggu bulan syawal sampai bisa ketemu, yang membuat saya bahagia adalah ternyata kami sama - sama orang tasik jadi proses untuk nanti bertemu pun akan mudah.

Tibalah bulan syawal, kamipun bertemu di kota kami tercinta Tasikmalaya. pertemuan kami saat itu hanya menyakinkan hati bahwa kami benar - benar yakin untuk lanjut ke tahap selanjutnya yaitu khitbah dan menikah. Sungguh aku dibuatnya tak percaya, dia bisa membuatku jatuh cinta dengan segala yang dimiliki terutama ilmu agamanya, akhlaknya dan semuanya. Bahkan dia berulang laki membuktikan keseriusan untuk menikah. Setelah pertemuan kami, kami sepakat untuk lanjut khitbahn dan saling memperkenalkan diri kepada keluarga dan Alhamdulillah kedua keluarga kami setuju untuk segera khitbah.

Khitbahpun dilaksankan pada tanggal 07 syawal dan tanggal pernikahanpun ditentukan pada bulan dzulhijah atau bulan oktober. Dalam proses menjelang pernikahan, cinta kami pun diuji yaitu selang dua bulan pernikah ayanda calon suamiku harus masuk ICU dan akhirnya meninggal, Bibi saya tercinta tiba - tiba jatuh sakit sampai perhatian keluarga besar tertuju padanya dan mengancam rencana pernikahan kami. Akan tetapi kedewasaan sikap membuatku semakin yakin untuk menikah yaitu dengan penuh ketenangan dia mengatakan padaku kita akan tetap menikah dengan atau tanpa resepsi yang penting akadnya terpenuhi.

Subhanallah..aku semakin mencintainya...kami terus berdoa dan berhusnudhon dengan rencana ALLAH SWT, dan keajaiban pun datang silih berganti,

Pertama, pihak kampus menghubungiku bahwa permohonan aku untuk mengganti pembimbing di acc, dan aku akupun segera ke Jakarta untuk menyelesaikan skripsi dan subhanallah pembimbing yang baru langsung acc aku untuk sidang. Allahu Akbar

Kedua, ketika menjelang sidang, aku dihadapkan dengan uang administrasi yang harus aku selesaikan sebesar Rp. 4juta, jumlah bagiku yang kuliah dengan beasiswa lumayan besar dan tidak mungkin aku bisa mengadakan uang sebanyak itu, aku mengajukan permohonan keringan 50 % kepada pihak kampus. Dan subhanallah pertolongan ALLAH kembali datang permohonan di acc oleh pimpinan kampus bukan 50 % tapi 100 % ini berarti aku tidak usah bayar..Alhamdulillah..

Ketiga, dua minggu menjelang pernikahan, bibi yang sudah sakit parah bahkan tidak dapat berjalan. diberikan kesembuhan bahkan sekarang kondisi sehat wal 'afiat.

Dan saya yakin akan banyak keajaiban lain yang datang.....

Dan akhirnya waktu itupun tiba yaitu pada hari  Sabtu, 25 Oktober 2014 bertepatan dengan tahun baru islam yaitu 1 Muharam 1436 H, dia melafalkan ijab qobul dengan baik...akupun menikah dengannya....

Dan nikahkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu, dan orang-orang yang layak (menikah) dari hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin Allah akan mengkayakan mereka dengan karunia-Nya. Dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya) dan Maha Mengetahui.”(QS. An Nuur (24) : 32).




KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun