Dengan membaca sejumlah artikel naratif yang diterbitkan dalam jurnal-jurnal dan dengan mempelajari buku-buku penting tentang penelitian naratif, akan terlihat serangkaian ciri khas yang memperlihatkan batasan-batasannya. Tidak semua proyek naratif mengandung unsur-unsur ini, dan daftar di bawah ini tidak mengesampingkan berbagai kemungkinan lain.
- Para peneliti naratif mengumpulkan cerita dari individu (dan dokumen, dan percakapan kelompok) tentang pengalaman individual yang dituturkan. Cerita ini mungkin muncul dari cerita yang dituturkan kepada peneliti, cerita yang dibentuk-bersama oleh peneliti dan partisipan, dan cerita yang disampaikan melalui penampilan/pertunjukan (darama) untuk menyampaikan pesan tertentu (Riessman, 2008). Maka dari itu, mungkin terdapat ciri kolaboratif yang kuat dalam penelitian naratif ketika ceritanya muncul melalui interaksi atau dialog antara peneliti dan (para) partisipan
- Cerita naratif menuturkan pengalaman individual, dan cerita itu mungkin saja memperlihatkan identitas dari individu dan bagaimana mereka melihat diri mereka.
- Cerita naratif dikumpulkan melalui beragam bentuk data, misalnya melalui wawancara yang mungkin menjadi bentuk utama pengumpulan data, dan juga melalui pengataman, dokumen, gambar, dan sumber data kualitatif yang lain.
- Cerita naratif sering kali didengar dan kemudian disusun oleh para peniliti menjadi suatu kronologi meskipun cerita tersebut mungkin tidak diceritakan secara kronologis oleh (para) partisipan. Terdapat perubahan bentuk waktu dalam penyampaian ketika individu/para partisipan bercerita tentang pengalaman mereka dan kehidupan mereka. Mereka mungkin berbicara tentang masa lalu mereka, masa kini mereka, atau masa depan mereka (Clandinin & Connelly, 2000).
- Cerita naratif dianalisis dalam beragam cara. Suatu analisis dapat dibuat tentang apa yang dikatakan (secara tematis), sifat dari penuturan ceritanya (struktural), atau kepada siapakah cerita tersebut ditunjukkan (dialogis/permainan darama) (Riessman, 2008).
- Cerita naratif sering kali mengandung titik balik (Denzin, 1989) atau ketegangan atau interupsi spesifik yang diperlihatkan oleh peneliti dalam penuturan cerita tersebut.
- Naratif berlangsung di tempat atau situasi yang spesifik. Konteks cerita menjadi penting bagi penuturan cerita tersebut.
KEMBALI KE ARTIKEL