Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen

Gerbong 03

26 Oktober 2012   14:11 Diperbarui: 24 Juni 2015   22:22 146 0
Gerbong ini selalu mengantarku bila aku akan menuju desa nenekku  di lereng Welirang..ini bukan kali pertama aku naik kereta api yang akan membawaku  menuju ke sana, tetapi kali ini ada sesuatu yang membuatku sampai sekarang teringat dengannya..

Aku paling suka naik kereta api dan sangat-sangat senang melihat pemandangan indah melalui kaca jendela kereta yang ku tumpangi malam itu, menuju desa di lereng Welirang.. itu tujuanku,dan bertemu dengannya adalah bagian dari perjalananku saat itu.. aku melihatnya di bangku belakang di gerbong kosong  tiga malam itu..

Kereta api malampun membawaku setelah aku membeli tiket menuju desaku waktu itu,ternyata penuh sekali gerbong kosong tiga waktu itu,karena gerbong-gerbong yang lain juga penuh sesak apa boleh buat aku harus sampai tujuan malam itu juga,aku terpaksa berdiri bergelantungan berpegang pada  sandaran kursi penumpang lain..saat itulah aku bertemu dengannya ya..duduk di kursi penumpang paling belakang di gerbong kosong tiga malam itu,dia melihatku dan tersenyum..

Sejak kapan dia melihatku..

Aku membalas senyumnya,gadis kecil memakai baju warna biru rambut di kuncir satu di belakang dan berponi

Waow maniss..sekali senyumnya,siapa sih dia..

Malam semakin larut..

Apakah aku akan berdiri terus bergelantungan,sementara penumpang lain bisa duduk sambil

tiduran..sih,berapa lama lagi..sampai di stasiun berikutnya duhhh..

Saat sebagian penumpang telah tertidur..tiba-tiba dia melambaikan tangannya menyuruhku duduk di sampingnya malam itu..

"Aku..?"

Dia mengangguk sambil tersenyum

Akhirnya dengan sedikit begoyang-goyang karena kereta api sedang berjalan aku melangkahkan kakiku sedikit demi sedikit mendekatinya..

"Hai.."

Aku melihat dia tersenyum..

Kok dari tadi senyam senyum aja..

Aku tidak peduli walau dia tidak menjawab apa-apa,aku bersyukur banget bisa duduk..

Coba dari tadi..tapi salahku juga sih ada bangku kosong di belakang kok gak kelihatan

Tiba-tiba saja aku tidak bisa tidur malam itu..ingin rasanya mengajaknya bicara panjang lebar tetapi saat aku melirik jam tanganku..

Ha..jam berapa ini,pukul dua belas..dah malam ya ternyata

Kereta api terus berjalan,di luar gelap aku melihat bintang yang hanya beberapa di atas sana indah..udara tiba-tiba dingin,aku sangat yakin bahwa aku sudah jauh dari stasiun tempatku pertama naik,saat aku asyik melihat bintang di langit ,ekor mataku tak sengaja melirik dia sedang tersenyum manis padaku..

"Maklum di kotaku sana jarang ku temukan pemandangan indah di langit seperti ini.."

Dia hanya mengangguk..dan aku tersenyum

"Kamu tidak tidur..?"

Aku melihat dia memandang wajahku dan menggelengkan kepalanya serta  tersenyum..

"Ohh.."

Ketika aku akan berdiri membetulkan dudukku aku melihat seorang wanita yang duduk di bangku depanku  menengok ke belakang dan tersenyum padaku..aku membalas senyuman wanita itu..

Aku heran ada apa sih dengan gadis ini..,trus kenapa dia juga tidak pernah menjawab atau..

Belum selesai aku bergumam aku melihat dia telah tertidur,kepalanya di sandarkannya di kaca jendela gerbong

Kenapa aku jadi kasian lihat dia ya..

Aku melepas jaketku dan ku selimutkan ke tubuhnya..Jam di pergelangan tanganku menunjukkan pukul dua malam..

Bentar lagi sampai..hihihi sampai,sampai di stasiun pertama kale..

Aku menguap menahan kantuk,sebenarnya di buat tidur enak juga tetapi aku ingin melihat pemandangan pagi melalui kereta api,terutama pemandangan desaku..tiba-tiba mataku tidak dapat menahan kantuk akhirnya akupun tertidur..

***

Aku terbangun ketika peluit kereta berbunyi malam itu..

Ha dimana aku..?

Aku melihat sekitarku sudah banyak penumpang turun di stasiun pertama..jam tanganku menunjukkan pukul setengah tiga.

Ternyata lumayan juga ya aku tidur ini,jadi segar aja..

Saat aku terbangun tiba-tiba dia sudah tidak ada di sampingku..kemana,dia meninggalkan jaketku yang semalam aku selimutkan ke tubuhnya di atas pangkuanku,aku berdiri mencari diantara penumpang lain yang duduk di bangkunya masing-masing,ternyata tidak ada..

Kemana dia..?

Ketika itu wanita yang ada di bangku depanku memanggilku.

"Mbak.."

Aku menoleh,melihat wanita itu melambaikan tangannya mengajakku duduk di sebelahnya.

"Mbak mencari siapa.."

"Anu..dia.."

"Siapa..?"

"Tadi saya duduk dengan gadis kecil di belakang sana.."

"Gadis kecil siapa..?"

Wanita itu menggelengkan kepala dan tersenyum

"Tidak-tidak..saya heran,semalaman bersamanya dari stasiun pertama naik sampai sini saya tidak dengar dia mengucapkan sepatah katapun ,tadinya saya kira dia .."

"Dia siapa mbak...?"

"Maaf bu..ibu liat saya duduk di belakang?"

"Ya.."

"Ibu liat saya berbicara dengan siapa gitu..?"

"Saya pikir mbak bicara sendiri.."

"Aduh ibuu...saya sedang bicara sama dia.."

"Ha..?!",ibu itu terbelalak aku juga heran,beberapa saat kemudian dari stasiun itu naiklah seorang wanita setengah baya memakai kain kebaya lusuh dengan baju yang sobek di bahunya,rambutnya sebagian sudah memutih dan di gulung di belakang serta membawa bungkusan kain sarung,aku melihatnya melangkah kebelakang dan duduk di bangkuku,sesaaat setelah kereta berangkat kembali aku dan si ibu itu memandangnya.

"Mbak kenal..?"

Aku menggelengkan kepala,kemudian aku berdiri dan mendekati wanita itu.

"Maaf..permisi saya duduk di sini",wanita itu hanya memandangku.

Beberapa saat kemudian aku mendengar wanita itu menangis sambil menatap ke luar kaca jendela gerbong  kereta api itu,aku menoleh ke samping.

Lhoh kenapa ya..teringat anaknya atau..

Aku beranikan diri untuk bertanya.

"Ibu kenapa.."

Wanita itu menolehku dan menggelengkan kepalanya berlahan kemudian,...

"Dia mati di sini.."

Aku buru-buru bertanya,"Siapa..?"

"Gadis itu.."

"Mak...maksudnya gadis manis baju biru,rambut di ikat ke belakang berponi?"

"Kau melihatnya..?!,wanita itu terkejut.

"I..iya..,kenapa?"aku terbelalak.

"Dia seorang gadis yang terdorong keluar gerbong ini karena penumpang yang berjubel malam itu..,dia mati.."

"Ibu siapa..?"

"Aku melihatnya waktu itu..",sambil menangis

"Ibu.."

"Dia keponakanku.."

Aku terkejut seketika,genap empat puluh hari  sudah ketika dia duduk bersamaku di  bangku belakang gerbong  kosong tiga malam itu,setelah bercerita ibu itu mengajakku turun di stasiun terakhir,ternyata makam gadis itu hanya beberapa kilo saja dari pertigaan menuju desa nenekku,aku mengikuti si ibu itu berjalan menuju makam,dari pelataran dan barisan batu nisan aku membaca sebuah nama  yang masih jelas di batu nisannya dengan tanah yang masih lumayan basah,karena memang masih empat puluh harinya "Keysa"..,sampai di sana seorang penjual bunga menawarkan sekeranjang bunga untuk di tabur di pusara,setelah membayarnya aku dan ibu itu menaburkannya.Kemudian si ibu berdiri dan meninggalkanku sendiri di pusara sambil menyentuh bahu kananku dan terisak,aku biarkan wanita itu meninggalkanku sendiri di bawah taburan kamboja yang berguguran sambil bersimpuh.

Aku memang tak mengenalmu sebelumnya,namun dengan senyum manismu di  gerbong itu aku merasa bahwa kau anak yang baik,selamat jalan sayang bahagia selalu di sisiNYA

Beberapa saat kemudian aku berdiri,dan melangkah meninggalkan pusara dan sesekali aku menoleh ke belakang,berapa langkah kemudian ketika aku membalikkan badanku aku melihatnya lagi dia tersenyum padaku,tiba-tiba,...

"Hai mbak.."

Aku buru-buru menoleh

"Eh maaf pak.."

"Jalan kok mundur.."

"Hihi..maaf"

Begitu aku menoleh lagi ke makam Keysa ternyata dia sudah menghilang entah kemana,aku hanya bisa berdoa untuknya,dan kenangan di gerbong itu masih saja melekat di ingatanku.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun