Dunia permolekulan geger. Infotainment mengabarkan bahwa kisah cinta Na+ dan Cl- mengalami perceraian. Biduk rumah tangga yang mereka bina akhirnya kandas. Banyak spekulasi berkembang di media. Namun munculnya orang ketiga menjadi alasan kuat mereka mengakhiri hubungan. Lantas siapa orang ketiga itu? Bagaimana dia bisa membuat ikatan pernikahan NaCl yang kuat menjadi putus? Inilah Kompasiana Investigasi.
Semua bermula saat seorang emak-emak sedang memasak sayur sop di dapur. Karena sayur sop harus asin dan tidak manis, dia menuangkan garam dapur ke dalam masakannya. Garam dapur yang merupakan NaCl akhirnya masuk ke dalam air.
Rupanya, “perbuatan emak-emak” ini secara tidak langsung membuat hubungan Na+ dan Cl- yang awalnya saling setia dalam bentuk Kristal jadi mulai goyah. Mengapa mereka bisa goyah? Tak lain dan tak bukan mereka berdua digoda oleh air. Wah ternyata air toh yang jadi pihak ketiga. Kok bisa?
Tahukah anda, air juga memiliki kutub negatif (kalau di kimia disebut dipol) dan kutub positif. Air memiliki dua kutub itu karena dia merupakan molekul polar. Saat NaCl masuk ke dalam air, akan terjadi tarikan antara bagian kutub positif air dengan sisi Cl. Tak hanya itu juga terjadi tarikan antara bagian kutub negatif dengan sisi Na. Tarikan itu akan semakin kuat. Lama-lama tarikan antara Na+ dan Cl- menjadi lemah dan mulai merenggang ikatannya. Ion-ion Na+ dan Cl- yang asalnya selalu berdua sepanjang waktu jadi jarang bersama. Mereka jadi semakin menjauh hatinya dan sama-sama memiliki idaman lain. Nah proses ini disebut disosiasi.
Setelah terjadi proses disosiasi, saat sepasang kekasih mulai merenggang hubungannya, maka selanjutnya mereka memutuskan untuk break. Udah deh, kita break dulu, hatiku capek. Gitu katanya. Akhirnya mereka pisah ranjang. Bahkan pisah rumah. Na+ dan Cl- akhirnya pisah ranjang. Mereka tidak lagi menghuni satu kristal yang sama tapi menjadi terpisah. Maka munculah ion Na+ dan Cl- yang berjalan sendiri di dalam air. Proses ini disebut proses disolvasi.
Air yang tahu Na+ dan Cl- berpisah tak mau menyia-nyiakan kesempatan ini. Dia dekati Na+ melalui kutub negatifnya dan Cl- melalui kutub positifnya. Usahanya berhasil. Akhirnya, baik Na+ dan Cl- ini dikelilingi oleh 6 molekul air. Waduh, habis bercerai langsung poligami. Nah inilah yang disebut proses hidrasi. Setelah proses ini, maka terjadilah larutan garam dapur, yakni ion-ion Na+ dan Cl- yang dikelilingi oleh molekul air.
Bagi yang mau lihat liputan investigasinya, bisa melihat video ini.
Oh jadi begitu ya ceritanya. Ternyata adanya air menyebabkan ikatan ionik NaCl merenggang hingga putus. Hebat juga ya air. Tapi di balik itu, kita bersyukur lho garam dapur mudah larut dalam air. Coba kalau diandaikan garam dapur tidak mau larut sama air tapi maunya sama Asam sulfat yang buat air aki, wah berabe. Gimana rasanya makan tanpa garam. Bersyukur sekali ya.
Baik itulah sedikit cerita perceraian Na+ dan Cl-. Buat emak-emak yang sedang memasak, lanjutkan pekerjaannya, jangan lupa bagi-bagi ya. Tapi jangan sampai habis membaca artikel ini jadi terlalu semangat menambahkan NaCl dalam masakannya. Nanti suami sama anak pada protes, hihi.
Sekian. Mohon maaf jika ada kekurangan. Salam.
Muungkin anda suka : Lika-Liku Percintaan Na+ dan Cl-