4 tahun yang lalu saat asa tak lagi ada, kuhabiskan dalam kekosongan tanpa arti. Dalam pandangan yang tak berpenghuni, terlintas jalan pintas agar semua cepat berakhir.
Anginpun tak bisa memberikan ketenangan saat kupenuhi sengan asap rokok setiap malam sampai menjelang pagi sekalipun.
Ayat-ayat suci tidak jua mengilangkan perih dan dendam dihati saat kekosongan berselang, walaupun pada akhirnya bisa membuat asa kembali tumbuh dan pandangan kembali berpenghuni hingga jalan pintas itu tak terfikirkan lagi.
Kulepaskan hal yang mengingatkanku akan sakit itu,
Kutinggalkan kehidupanku yang menyertai saat sakit itu tertoreh,
Kujauhi teman, pekerjaan dan semua kehidupanku saat kau menjadi bagiannya.
Kulangkahkan kaki dalam pandangan orang asing disekitarku.
Saat akhirnya kutemukan pengganti waktu yang terbiasa kuhabiskan denganmu. Kuselami setiap apa yang tertulis, kubayangkan dalam imajinasi kalau terjadi dihadapan, kutunggu selalu kemunculannya dalam kesetiaan.
Kesepianku berkurang, kesendirianku tak lagi menyeret dalam dendam yang membakar.
Selalu kunantikan saat dia membawaku dalam imajinasi terindah,
Selalu kurindukan saat kalimatnya menggugah rasa yang sempat hilang dalam hatiku,
Selalu kutunggu permainannya yang akan selalu menjaga fikiran terbodoh itu menyapaku lagi.
1 tahun lebih dia menemaniku melewati saatsaat terkelam dalam hidupku.
Dia sangat berarti, tapi selalu saja mengingatkanku penyebab mengapa dia selalu menemani harihariku. Mungkin saat ini adalah tepat waktu saat aku melepasnya karena ada tangantangan kecil yang harus dia hibur seperti aku dulu.
Selamat tinggal Nakayoshi ku tersayang....
Ringankan beban mereka dengan pesona ceritamu J