Kehancuran yang ditinggalkan oleh tsunami Jepang tersebut membutuhkan biaya yang cukup banyak dan waktu yang cukup lama untuk recovery seluruh infrastuktur yang rusak dan biaya awal menghidupkan kembali perekonomian dibekas terjangan tsunami Jepang tersebut.
Dengan tersedotnya anggaran untuk recovery infrastruktur kota-kota yang luluh lantak bisa dimungkinkan pemerintah Jepang akan melakukan penghematan dan tentunya akan berdampak secara langsung terhadap jumlah wisatawan Jepang akan berlibur keluar negeri.
Pulau Bali yang merupakan daerah tujuan wisata dan pendapatan terbesarnya dari bisnis pariwisata bisa kemungkinan akan mengalami penurunan jumlah kunjungan dan pendapatan dari wisatawan dari Jepang.
Meskipun diberbagai media telah terungkap bahwa telah terjadi penurunan jumlah kunjungan wisatawan Jepang ke Bali hingga 13,26 persen pada awal tahun ini, tentunya dengan adanya tsunami yang tak terduga di negeri sakura bisa menjadi warning bagi pelaku pariwisata untuk bekerja lebih keras lagi mendatangkan wisatawan selain Jepang. Seperti kita ketahui wisatawan Jepang selama ini termasuk wisatawan utama dengan urutan ketiga terbesar jumlah wisatawan yang menghabiskan liburannya ke Bali.