Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen

Suratku untuk Calon Menteri Pendidikan

24 September 2011   16:47 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:39 86 0
Pak, lihat adikku yang senyum bangga dengan sepatu-sepatu bolongnya. Mereka begitu semangat, mereka ingin jadi kau yang katanya orang hebat... Mereka jinjing buku-buku bertulis *CERDAS MATEMATIKA* baju lusuh merah-putih mereka, tak pernah kena panas setrika...hehehe, listriknya mahal, pak. Atau mungkin karena setrika begitu mahal dibanding sesuap nasi uduk di warteg dekat rumah-rumah padat mereka. Pak, lihat lagi adik-adikku yang bersenyum indah dengan seragam tut wuri handayani biru dongker itu. Dia berseragam lengkap, meski kau lihat banyak lubang-lubang tak tertampal di sana-sini, persis atap-atap sekolah mereka. Mereknya bukan *Billabong*, tapi bila bolong tampal dong,,hahaha...tapi itu tak akan pernah bisa mengganti harapan dan cita-citanya untuk bisa berseragam abu-abu...Mereka ingin itu, pak. Pak,,,kau lihat lagi di sana,,, kini bukan adik-adikku. Tapi mereka teman sebayaku, mereka berdiri di ujung gedung megah berisi temanku yang membawa ipad, laptop, netbook, Blackberry dan mungkin turun dari mercy. Tapi tak ada mata-mata yang peduli ia. Padahal ia, temanku di seberang itu, sangat ingin ada di sana, untuk sekadar memegang puplen danmembaca buku-buku tebal itu.... Pak calon menteri.... Kau pasti ingin pengganti yang cerdas bukan??? tapi kau lupa fasilitasi calon muda Indonesia yang tak pernah terjangkau inspeksimu. Kau lupa ada generasi hebat di ujung desa yang tanpa alas kaki menyeberang kali, membawa tas seadanya, dan buku lusuh dengan kertas bak sisa daur ulang tapi tetap bersemangat membara! di desa mereka tak ada jembatan.... nyawapun jadi taruhan hanya untuk meneruskan cita-cita ingmadyo mangun karso, inganrso sungtulodo, tutwuri handayani bangsa... Pak,,, kau tak tahu, dari ujung desa mana calon presiden sehebat bung karno akan lahir. Kau tak pernah bisa tebak kan? siapa yang akan menjadi bibit unggul pendidikan Indonesia kelak, mungkin mereka, tapi kita belum siap, belum siap menjadikan ia sehebat bung karno itu... Kita tak penuhi apa yang seharusnya kita beri,, bagi mereka adik-adikku itu... jangan salahkan jika kartini meneror kelak...

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun